Jing Yunzhao sudah minta izin selama beberapa hari, setelah kembali dia seperti berubah menjadi orang yang sangat berbeda, membuat seluruh murid di dalam kelas sangat senang melihatnya.
Walaupun nilai sekolah Jing Yunzhao sangat bagus, tapi dia tidak terlalu disukai oleh teman sekelasnya. Waktu itu tidak ada yang bersedia untuk menjadi teman sebangkunya, lalu Jing Yunzhao juga menyukai kesendirian, dan akhirnya dia sendiri memindahkan meja dan bangkuknya ke barisan yang paling belakang dan tidak ada yang menganggunya.
Tetapi hari ini, ketika Jing Yunzhao masuk ke kelas, dia menyadari mejanya sudah tidak ada.
"Jing Yunzhao! Tempat dudukmu di sini!" Teriak seorang pria sambil tersenyum.
Lalu tatapan Jing Yunzhao mengikuti arah suara itu, dan dia terlihat bingung.
Tempat duduk itu adalah tempat duduk yang posisinya paling 'stategis', kalau tidak salah ingat, teman sebangkuknya adalah ketua kelas dan di depannya adalah anggota osis, dan di belakangnya merupakan tempat murid yang nilainya sangat bagus, bisa dikatakan semua murid terbaik berkumpul di situ.
Kalau ketua kelas, teman sebangkuknya itu …
Jing Yunzhao mengerutkan keningnya.
Jiang Xia, dia mendapatkan juara 5 satu sekolah, dan juga pemain bola basket di sekolah, jadi termasuk salah satu pria idaman di sekolah, tapi entah dia mendapatkan juara berapa.
Jing Yunzhao sangat mengenal Jiang Xia, bukan karena dia sangat terkenal di sekolah, melainkan di dalam kehidupan sebelumnya, Jiang Xia ini telah mengejarnya dengan makna tersembunyi. Sebenarnya setelah bisa berpacaran dengan Jing Yunzhao, pemuda itu ingin langsung memutuskannya, dan membuatnya sedih serta putus asa, tapi dia tidak menyangka Jing Yunzhao masuk ke dalam penjara duluan, dan Jiang Xia bertemu dengannya di dalam penjara hanya untuk menghina serta mengatakan tujuan utamanya berpacaran dengannya.
Walaupun Jiang Xia waktu itu mengejarnya, tapi Jian Yunzhao tidak pernah tertarik dengannya sama sekali, namun Jiang Xia membuatnya sedikit goyah dengan caranya.
Tapi dia tidak menyangka orang yang sudah dia percaya ternyata hanyalah seorang pembohong yang ingin memanfaatkannya untuk mendapatkan Qiao Hongye, itu membuat Jing Yunzhao merasa cahaya dalam kehidupannya hilang begitu saja.
Jing Yunzhao sebenarnya menolak, tapi memikirkan apa yang telah dilakukan oleh Jiang Xia di kehidupan sebelumnya, dia langsung berjalan ke tempat duduk barunya dan duduk di sana.
"Jing Yunzhao, waktu itu semua orang telah salah paham padamu, aku minta maaf mewakili seluruh kelas, dan tempat duduk ini sangat baik, lain kali kalau ada yang tidak jelas kita juga bisa saling membantu." Jiang Xia berdiri dan berbicara dengan Jing Yunzhao di depan semua orang.
"Terima kasih ketua kelas." Balas Jing Yunzhao dengan sopan, tapi ekspresi wajahnya terlihat tidak terlalu suka pada Jiang Xia.
Dan itu membuat Jiang Xia juga merasa tidak senang.
Ada banyak gadis yang menyukainya di kelas ini, banyak sekali orang yang ingin duduk di sampingnya, dan hari ini dia menginginkan Jing Yunzhao untuk duduk di sampingnya, tapi dia sama sekali tidak mendapatkan reaksi yang diharapkan?
Namun, sekarang seluruh murid sedang melihat mereka, jadi Jiang Xia juga harus bersikap sebaik mungkin seraya terus tersenyum, lalu duduk di kursinya.
"Jing Yunzhao, aku dengar kamu sekarang tidak tinggal di rumahmu lagi ya? Apakah ada masalah dengan orang tuamu? Sebenarnya, semua orangtua sangat menyayangi anak mereka, hanya saja dengan cara yang berbeda-beda, kamu juga jangan terlalu memikirkannya, Jumat malam nanti, minta maaf lah ketika kamu pulang, maka semuanya akan baik-baik saja …" Ucap Jiang Xia yang duduk di kursi.
Tiba-tiba Jing Yunzhao baru menyadari, ternyata Jiang Xia ini adalah orang yang sangat menyebalkan, hanya saja di kehidupan sebelumnya dia tidak menyadarinya!
Jing Yunzhao membuka buku dan tidak mengangkat kepala seolah tidak mendengar perkataan barusan.
"Kenapa kamu tidak menjawab? Apakah kamu merasa sedih? Sebenarnya kamu juga tidak perlu begini, bukankah Qiao Hongye di kelas sebelah adalah adikmu? Kelihatannya dia gadis yang sangat baik, kamu bisa menjelaskan kepadanya, lalu nanti ketika pulang ke rumah kamu bisa meminta bantuannya untuk melakukan pekerjaan rumah, dengan begini ayahmu pasti akan memaafkanmu. Kalau kamu tidak bersedia, aku bisa membantumu, nanti waktu jam istirahat aku akan pergi bicara dengan Qiao Hongye untuk meminta maaf, sebenarnya itu bukan hal yang susah …"