Chereads / Queen Seohyun / Chapter 17 - Chapter 17

Chapter 17 - Chapter 17

Ratu Kim terlihat serius memotong setiap ranting-ranting pada tanaman bonsai di dalam kamarnya. Wanita itu akhir-akhir ini memang sedang menyukai tanaman bonsai, karena bentuk dari tanaman itu dapat diatur sesuka hatinya. Di hadapan wanita ber-dangui biru tua itu duduk Perdana Menteri Kim Hak Yoon yang juga kerabatnya sendiri. Pria berjubah merah itu hanya terdiam sembari memperhatikan Ratu Kim yang terlihat mengacuhkannya, padahal wanita itu yang memanggilnya untuk menghadap.

"Menteri Kim," panggil Ratu Kim akhirnya, namun fokusnya itu masih tertuju pada bonsainya.

"Ye, Mama," respon Tuan Kim.

"Kau tahu kenapa aku menyukai tanaman bonsai?" tanya Sang Ratu, kali ini manik hitamnya itu tertuju kepada pria itu.

"Karena Anda dapat mengatur bentuk tanaman itu sesuai dengan keinginan Anda, apa itu benar, Mama?"

Seulas senyuman tersungging di wajah Sang Ratu setelah mendengar jawaban dari Tuan Kim. "Kau benar," jawabnya. "Aku menyukainya karena dia dapat aku atur sesuai dengan keinginanku. Dan mengatur sesuatu itu adalah hal yang sangat aku sukai, kau mengerti maksudku, Menteri Kim?"

Tuan Kim terdiam sejenak setelah mendengar ucapan dari Ratu Kim, sejujurnya ia tahu apa maksud dari perkataan dari wanita di hadapannya ini, tetapi jika ia mengatakan apa yang ada dibenaknya saat ini, maka ia akan sangat terlihat sebagai orang penggila kekuasaan. "Maafkan saya mama, tapi saya sama sekali tidak mengerti maksud Anda," jawabnya berbohong.

Ratu Kim tertawa kecil mendapatkan jawaban seperti itu dari Tuan Kim yang berpura-pura tidak tahu maksud perkataanya. Tawanya berhenti dan berubah menjadi sebuah senyuman tipis.

"Aku akan mendukung putrimu, Menteri Kim," ujar sang ratu. "Bagaimanapun caranya, aku akan menjadikan putrimu sebagai menantuku."

~"~

Senyuman sama sekali tidak hilang dari wajah Tuan Kim yang sedang dalam perjalanan menuju ruang kerjanya, setelah menemui Ratu Kim. Ia sungguh sangat senang karena sang ratu dengan secara terang-terangan akan mendukung putrinya. Sejak awal ia memang sudah menduga hal itu, tetapi ia tidak menyangka wanita itu akan mengatakan secara langsung kepadanya mengenai hal tersebut.

Jika seperti ini, ia tidak perlu khawatir putrinya gagal dalam pemilihan. Putrinya akan menduduki takhta putri mahkota dan kelak akan menjadi ratu Joseon yang selanjutnya. Tidak ada satu gadis yang bisa menghalangi takdir Kim Chae Yoon.

Langkah kaki pria itu melambat dan senyumannya menghilang saat manik matanya tanpa sengaja menangkap sosok gadis bangsawan yang sepertinya sedang tersesat. Gadis itu datang dengan membawa bingkisan, sepertinya gadis itu salah satu putri pejabat di istana.

"Apa yang sedang kau lakukan di sini, Aggassi?" tanya Tuan Kim setelah berada hampir dekat dengan gadis tersebut.

Gadis itu dengan sopan membungkukkan badannya sedikit sebelum menjawab, "Saya tersesat saat mencari ruang kerja ayah saya."

"Ah rupanya kau tersesat," ujar Tuan Kim dengan senyuman tipis tersungging di wajahnya. "Siapa ayahmu? Aku akan membantumu mencari jalannya."

"Shin Min Gyu, menteri personalia," jawab sang gadis yang adalah Shin Yoo Ri.

Senyuman yang menghiasi wajah Tuan Kim menghilang sejenak saat mendengar siapa nama ayah dari gadis itu. Tidak ingin dicurigai atau membuat sang gadis berpikir yang tidak-tidak, Tuan Kim kembali menarik kedua ujung bibirnya. "Rupanya kau putri dari Menteri Shin Min Gyu."

Yoo Ri menganggukkan kepalanya.

"Kau bisa jalan terus ke arah sana dan ayahmu pasti akan kau temukan," jawab Tuan Kim sambil menunjuk arah yang ia maksudkan.

"Terima kasih karena sudah membantu saya, Daegam." Yoo Ri kembali membungkuk sedikit. "Kalau begitu saya permisi." Gadis itu segera pergi meninggalkan Tuan Kim, yang masih berdiri di tempatnya sambil memerhatikan Yoo Ri yang semakin menjauh.

~"~

"Yoo Ri-ya!"

Panggilan dari suara sang ayah membuat Yoo Ri yang akan memasuki ruang kerja ayahnya, berhenti dan berbalik. Senyuman tersungging di wajah gadis itu saat melihat ayahnya sedang berjalan ke arahnya.

"Padahal aebi sudah bilang kau tidak perlu datang mengantarnya. Tapi kenapa kau tetap datang?" tanya Tuan Shin setelah berada di hadapan sang putri.

"Sekalian mencari udara," jawab Yoo Ri dengan senyuman yang masih menghiasi wajah cantiknya itu.

"Begitu rupanya." Tuan Shin mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti. "Ya sudah, lebih baik kau cepat pulang ke rumah. Terima kasih sudah mengantar makanannya, Putriku."

"Sama-sama, Abeoji. Kalau begitu Yoo Ri pulang lagi, selamat menikmati makanannya, Abeoji."

Setelah pertemuan singkat dengan sang ayah, gadis itu segera meninggalkan ayahnya. Bukannya segera pulang seperti yang dikatakan sang ayah, ia justru berkeliling sejenak di istana sambil mencari keberadaan putra mahkota. Alasan kenapa ia mengantarkan makanan untuk ayahnya sebenarnya karena ingin melihat sang pewaris takhta itu.

Sudah lama ia tidak melihat wajah sang putra mahkota. Ia menjadi penasaran bagaimana rupa putra mahkota saat ini. Apakah semakin tampan?

"Siapa kau?"

Suara melengking dari seorang perempuan membuat Yoo Ri terkejut bukan main. Gadis itu berbalik dan menemukan seorang gadis, yang sepertinya lebih muda darinya, berdiri tak jauh dari tempatnya sambil memelototinya. Gadis yang memelototinya itu adalah Putri Soojin.

"Aku tanya kau ini siapa? Kenapa gadis sepertimu bisa ada di sini?" tanya Soojin dengan nada bicara tidak bersahabat.

"Gongju mama, maafkan saya," ujar Yoo Ri sambil membungkukkan badannya. "Saya adalah putri dari Menteri Personalia Shin Min Gyu. Saya baru saja mengantar makanan untuk ayah saya, lalu saya tersesat saat hendak pulang." Ia terpaksa berbohong karena tidak mungkin bukan jika ia mengatakan sedang mencari keberadaan putra mahkota?

"Ah begitu rupanya." Soojin mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti. "Seharusnya tidak sulit mencari jalan pulang. Karena aku baik hati, jadi aku akan mengantarmu sampai menemukan gerbang keluar istana."

Di dalam hatinya Yoo Ri sedikit sedih karena artinya ia tidak bisa melihat sosok Yi Jin kali ini. Gadis itu lalu mengikuti Soojin dan rombongannya yang akan mengantarnya sampai gerbang keluar istana. Sepanjang perjalanan tidak ada percakapan yang terjadi di antara mereka, juga Yoo Ri sedari tadi terus memasang indra penglihatannya. Siapa tahu dirinya bisa melihat sang putra mahkota lagi.

"Gongju!"

Jantung Yoo Ri seketika berhenti berdetak ketika mendengar suara rendah dari seorang laki-laki. Ia mengenali suara tersebut, karena suara itu adalah milik sang pewaris takhta. Segera saja ia menoleh dan senyuman sama sekali tidak dapat ia tahan ketika melihat sosok Yi Jin sedang berjalan ke arahnya dengan senyuman yang juga menghiasi wajah laki-laki itu.

Jantung Yoo Ri semakin berdegup dengan cepat ketika Yi Jin sudah berada hampir didekatnya. Tubuhnya terasa membeku karena terpesona dengan ketampanan Yi Jin yang semakin menambah.

"Gongju, siapa dia?" tanya Yi Jin sambil memandang Yoo Ri, yang saat ini sudah tersadar dan membungkukkan badannya.

"Putri dari Menteri Personalia Shin Min Gyu," jawab Soojin. "Dia baru mengantar makanan untuk ayahnya, lalu tersesat saat akan pulang."

Yi Jin masih memerhatikan Yoo Ri, yang juga masih membungkukkan badannya. "Kita bertemu lagi rupanya," ujarnya.