"Mengapa Dia Lama Sekali?"
"Richard Kau Baik-Baik Saja?" Clara Mengetuk Pintu Kamar Mandi Karena Richard Belum Keluar Hampir Satu Jam Lalu.
"Kau Jangan Membuatku Takut, Richard!!! Suara Clara Meninggi Sambil Menempelkan Telinganya Pada Daun Pintu.
Tak Ada Jawaban Sama Sekali.
Berselang Beberapa Detik, Pintunya Tiba-Tiba Terbuka Dan Membuat Ariana Terhuyung Ke Depan.
Menampilkan Richard Yang Mengenakan Baju Handuk Membuat Bahunya Terlihat Semakin Lebar Dan Rambut Hitam Yang Basah Memberi Kesan Menggiurkan Bagi Para Wanita.
Mata Gelap Richard Menatap Clara Wajah Datar, Lalu Menghela Nafas Sambil Menutup Mata. Merutuki Kebodohannya Yang Hampir Meniduri Wanita Aneh Itu Di Sofa.
Untuk Kesekian Kalinya Richard Hampirepas Kendali Jika Bersentuhan Dengan Bibir Manis Itu. Ia Berjalan Melewati Clara Yang Memperhatikannya Keluar Dari Kamar Mandi.
" Kau Tak Apa-Apa?" Aku Hampir Saja Mendobraknya Jika Kau Belum Keluar 5 Menit Lagi Walau Aku Tau Tidak Sekuat Itu, Tapi Yang Penting Aku Berusaha.
Aku Kira Kau Pingsan Di Dalam Tadi. Apa Peria Seperti Kalian Biasanya Mandi Selama Itu? Aku Wanita Saja Paling 15 Menit. " Clara Membuntuti Richard Yang Berjalan Menuju Lemari.
Karena Risih Menahan Diri Untuk Tidak Mencium Clara Sekarang. Tiba-Tiba Richard Berbalik Sampai ClaraTerperanjat Kaget Hqmpir Menubruk Tubuh Kekarnya.
"Apa Sekarang Kau Ingin Mengikuti Dan Melihatku Ganti Baju Di Dalam?" Kalau Ya, Masuklah Dan Kau Akan Bertemu Dengan Richard Junior".
"Kau Punya Adik? Apa Dia Tinggal Disini?" Clara Melebarkan Matanya Terkejut. Ia Memanjangkan Leher Menengok Kedalam Sebuah Ruangan Kosong.
Tidak Ada Siapapun, Hanya Penuh Dengan Pakaian. Jika Benar, Clara Takut Adik Richard Melihat Mereka Berciuman Di ruang Tengah Tadi Dan Itu Sangat Memalukan.
Tangan Richard Terangkat Memegang Keningnya, Sepertinya Cuma Bicara Dengan Clara Yang Polos Atau Lebih Tepatnya Beda Tipis Dengan Kata Bodoh.
Richard Beranjak Masuk Dan Langsung Menutup Pintu Tepat Di Depan Wajah Clara.
" Astaga, Pelan-Pelan!" Teriaknya. "Apa Dia Karena Aku Melarangnya Berkata Aneh-Aneh?". ClaraBerjalan Menuju Sofa Kamar Sambil Menggerutu.
Ketika Sudah Duduk Clara MemperhatikanSekeliling Yang Richard Bilang Ini Kamar Utama.
Sejak Pertama Kali Clara Masuk Mansion Ini, Ariqna Berusaha Untuk Tidak Melongo Melihat Kemewahan Disetiap Sudut Ruangan Yang Ada.
Sambil Menepuk Bantal Sofa, Clara Memperkirakan Kamar Ini Mungkin 4 kali Lebih Dari Kamarnya.
Rasa Lelah Tiba-Tiba Datang Dan Menyerang.
Clara Tertidur Diatas Sofa.
Richard Yang Baru Selesai Berpakaian Terkejut Melihat Posisi Tidur Clara Yang Tengkurap.
"Yaampun Gadis Ini?"
Mengapa Posisi Tidurnya Sangat Aneh?
Dengan Sigap, Richard Menggendong Clara Lalu Mebawanya Kedalam Kamar.
Clara Hanya Terlelap Dan Mencari Posisi Yang Aman Saat Iya Sudah Terbaring Diatas Ranjang.
Richard Yang Melihat Wajah Lelap Clara Hanya Tersenyum Kecil, Tak Lupa Menyematkan Sebuah Kecupan Pada Kening Clara.
" Good Night!". Setelah Itu, Richard Ikut Terlelap.
Setwlah Keesokan Paginya, Clara Tersadar Lebih Dahulu Dari Tidurnya. Iya Menikmati Ciptaan Tuhan Yang Begitu Indah.
"Hmm..., Sudah Puas Melihat Wajahku?". Tanya Richard Demengan Suara Serak Bangun Tidurnya.
" Bicara Apa Kau?". Tanya Clara Balik.
Lepaskan Dulu Pelukanmu, Aku Ingin Mandi.
"Sebentar Aku Masih Mengantuk".
"Ya Sudah, Kau Lanjutkan Tidurmu. Aku Harus Mandi".
Seakan Menulikan Pendengarannya, Richard Malah Memeluk Clara Semakin Erat.
" Yaampun Lepaskan Pelukkanmu, Aku Sesak Napas Tau!".
" Ayo Tidur, Aku Masih Mengantuk." Ucap Richard Tak Mau Dibantah. Clara Hanya Bisa Menerima Permintaan Bayi Dewasanya.
" Yasudah Ayo Kita Tidur".
Clara Memeluk Tubuh Richard, Richard Merasa Senang.
Akhirnya Usia Membujuk Tak Sia-Sia.
" Clara". Panggil Richard.
"Iya?". Menyergitkan Alisnya.
"Kau Belum Tidur? Katanya Mengantuk!".
" Clara". Panggil Richard Dengan Suara Bergetar.
"Eheeh Kenapa, Apa Aku Melakukan Kesalahan?".
"Kenapa Kau Menangis?". Tanya Clara Mencoba Meraih Wajah Richard.
" Maafkan Aku".
" Kenapa Minta Maaf, Kau Bahkan Tak Melakukan Kesalahan."
" Aku Mau Kau Berjanji Padaku, Apapun Yang Terjadi, Bisakah Kau Tetap Berada Di sampingku?".
" Aku Mau Kau Tetap Ada Digenggamanku".
Bisakah kau Berjanji.
"Ba-baik. Apapun Itu, Aku Akan Bertahan".
"Terima Kasih".
" Sama-Sama."
CUP. Richard Sengaja Memberi Hadiah Pada Clara.
" Kau Suka Sekali Membuat Jantungku Terganggu". Rutuk Clara Dengan Wajah Yang Sudah Memerah Padam.
" Aku Tidak."
" Mana Mungkin Aku Begitu, Eh, Tapi Clara Kenapa Dengan Wajahmu Yang Merah?"
" Apa Kau Demam?".
Kali Ini Clara Benar-Benar Dibuat Kesal Dengan Cara Bicara Richard.
" Aku Sehat. Mana Mungkin Aku Demam!".
" Apa Yang Kau Lakukan, Ish Kenapa Kau Tak Peka Sekali?".
Clara Semakin Menyembunyikan Wajahnya Di Dada Richard, Hingga Richard Tak Kuasa Menahan Tawanya.
" Sayang Apa Yang Kau Lakukan?". Tanya Richard Kembali Pada Mode Jahilnya.
" Richard".
" Sayang".
" Ish Richard, Hentikan!".
Cium Dulu, Baru Aku Diam.
" Aa...Aku Tak Mau!".
" Ya Sudah Clara Sayang, Aku Juga Tak Akan Diam Kalau Begitu."
" Sayang, Kenapa Kau Menutuo Wajahmu!"
" Sayang, Hei Ayo Tatap Wajahku".
" Aaah Richard, Kau Ini Pemaksa Sekali".
Dengan Berat Hati, Clara Mendongakkan Kepala Dan Melihat Wajah Ibu Clara.
"Cup". Secepat Kilat, Clara Mencium Bibir Richard.
" Apa Tadi? Kenapa Gayamu Seperti Seseorang Yang Tertangkap Basah?"
" Apa Kau Sedang Belajar Akting".
" Huh..., Ciumanmu Memang Payah!".
" Sebentar!"
Dengan Lembut Richard Mendekatkan Wajahnya, Lalu Mencium Bibir Clara Dwngan Lembut Tak Ada Paksaan.
Ciuman Spontan, Tapi Mampu Melumpuhkan Saraf Clara.
Seakan Terbawa Suasana, Mereka Berdua Berbagi Ciuman Tanpa Sungkan.
"Terima Kasih Sayang". Ucap Richard Di Sela-Sela Ciuman Mereka.
Melepas Pagutan Mereka, Sekali Lagi Richard Mengecup Kening Clara.
" Aku Memang Pria Brengsek, Tapi Kupastikan Sekarang Kau Tak Akan Menyesali Jika Kau Berada Di sampingku. Itu Pasti."
Clara Dibuat Berkaca-Kaca, Akan Ucapan Richard. Air Matanya Tiba-Tiba Mengalir Tanpa Permisi.
Terserah Dengan Richard Yang Akan Menertawainya, Tapi Iya Benar-Benar Tersentuh Dengan Ucapan Dari Richard.
Menganggukan Kepala Sebagai Tanda Setuju, Clara Memilih Kembali Mencium Bibir Richard.
Kali Ini Dia Yang Memimpin Ciumannya. Kalau Biasa Dia Bersikap Kaku, Tapi Sekarang Iya Iya Sepertinya Melepaskan Gengsinya.
Acara Tidur Mereka Sepertinya, Akan Terganggu. Memang Semua Akan Indah Jika Pasangan Kita Berlaku Romantis, Dan Inilah Yang Dirasakan Clara Sekarang.
Iya Benar-Benar Jatuh Dalam Perangkap Cinta Dari Richard.
Mengesampingkan Kebodohan Mereka Berdua. Kali Ini Richard Dan Clara Mencoba Membuka Lembar Baru, Memulai Hubungan Mereka Dari Awal.
Saling Terbuka, Mungkin Saja Ini Adalah Keputusan Yang Tepat, Agar Semuanya Berjalan Lancar.
" Kau Tak Mau Bangun?". Tanya Clara.
" Aku Masih Mengantuk".
"Tapi Aku Harus Mandi, Kau Taukan Tubuhku Sudah Lengket."
"Ya Sudah, Bagaiman Jika Mandi Bersama". Tawar Richard, Sambil Mengerling Jahil.
" PLAK".
Jauhkan Pikiran Kotormu, Aku Tak Suka.
" Sakit..., Tapi Tadi Kau Sangat Menikmati Ciuman Kita".
" Itukan Beda".
" Sama Saja".
" Richard".
" Kenapa Sayang?".
" Richard".
" Cup".
Clara Bungkam Karena Bibir Mungilnya Sudah Di Pagut Oleh Richard.