Chereads / pendekar sadis / Chapter 2 - prolog

Chapter 2 - prolog

pagi yang sangat cerah,Cen ko yang sedang bermain dengan teman temanya di kejutkan dengan bentakan para manusia yang berwajah sangat seram.

" cepat hancurkan kota ini,ambil semua barang barang berharga bunuh saja yang berusaha melawan,kota ini milik kalian.

ha..ha..ha.."

sebuah teriakan dari pemimpin pada para anggota yang berjumlah puluhan orang.

Cen ko dan temannya berusaha bersembunyi untuk kenghindari oleh pria pria dewasa yang berwajah seram itu.

tampak mereka mulai membakar rumah rumah para penduduk.

Cen ko yang teringat akan ibu dan adiknya yang masih kecil tidak perduli,akhirnya dia berlari kerumah untuk mengabarkan pada ibunya agar lari dan meninggalkan rumah.

tetapi terlambat,dua orang dengan wajah seram telah berada di depan rumahnya, jantung Cen ko seakan ingin berhenti,tetapi demi keselamatan ibu dan adiknya,dia pun berlari melewati dua orang itu.

" ibu...ibu...segera pergi dari rumah,ada orang jahat."

Cen ko berusaha mengingatkan ibunya yang ada di dalam rumah,tetapi saat dirinya sedang berusah melewati orang orang itu,sebuah tendangan yang sangat keras menghantam tubuhnya sehingga dia terlempar dengan rasa sakit yang sangat hebat.

tulang rusuknya hampir saja patah,akibat tendangan pria berwajah Seram itu.

Cen ko berusaha bangkit,tetapi semakin dirinya berusaha bangkit semakin rasa sakit akibat tendangan itu membuatnya sedikit menjerit.

Cen ko yang berusaha untuk bangkit tapi dirinya tidak mampu,,bahkan untuk merangkak pun cen ko berjuang menahan rasa sakit.

" dasar bocah sialan,rasakan akibatnya."

mereka pun meninggalkan Cen ko yang masih menahan rasa sakit,dengan kasar mereka mendobrak pintu rumah Cen ko.

ibu Cen ko yang sedang menyusui anaknya,yang baru saja berumur 5 bulan terkejut saat dua orang dengan kasar mendobrak pintu rumahnya.

" siapa kalian?mau apa kalian merusak pintu rumah saya?"

" ha ha ha..pucuk di cinta ulam pun tiba,ternyata di rumah ini ada seseorang bidadari,hari ini kita sangat beruntung kawan."

" benar katamu,sebaiknya kita nikmati dulu bidadari ini,ha ha ha..."

" apa yang kalian inginkan?jangan...."

ibu Cen ko yang ketakutan saat kedua manusia berwajah seram itu dengan tatapan liar mulai medekatinya.ibu Cen ko yang ketakutan menjerit membuat anaknya terbangun dan terus menagis.

membuat para perampok itu menjadi terganggu,direbutnya anak bayi itu lalu di campakannya yang membuat ibu Cen ko seakan tidak percaya ada manusia sekejam itu.

ibu Cen ko yang berteriak menangis,karena bayinya di lemparkan begitu saja oleh kedua perampok itu,hanya bisa menutup matanya.

bayinya yang baru berumur 5 bulan tewas seketika dengan kepala pecah akibat terbentur batu.

tetapi tangisnya tidak berlangsung lama,saat tangan kasar mulai menggerayangi tubuhnya,membuat dia menjadi ketakutan setengah mati.

" tuan..jangan..."

hanya itu yang keluar dari mulut ibu cen ko,dunia ini seakan runtuh saat dirinya harus di gilir oleh pria berwajah seram itu.

sungguh tidak pernah terpikir oleh dirinya di saat suaminya tidak berada di rumah,dia harus kehilangan kehormatan dan bayinya.

sungguh membuat diri nya menjadi hancur.

saat kedua perampok itu puas menikmati tubuhnya dan menjarah harta bendanya,dan pergi begitu saja ibu Cen ko pun berputus asa.

dengan seutas tali,akhirnya dia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya yang sudah tidak berguna.

ibu cen ko pun tewas dengan menggantung lehernya dengan seutas tali.

dan di sudut ruangan Cen ko dengan jelas bagaimana adiknya tewas dan ibunya di perkosa oleh kedua Perampok itu.

membuat trauma mendalam bagi dirinya,andai bulan di letakan di tanganya untuk mengganti perbuatan kedua perampok itu,pada keluarganya.

mungkin itu tidak cukup.

sedikitpun air mata Cen ko tidak menetes,kejadian itu membuat hatinya tertutup apa itu namanya itu rasa kasian.

hari itu kota itu hancur,banyak pria yang mati termasuk ayah Cen ko,yang berusaha melawan perampok harus tewas dengan tubuh penuh luka akibat golok para perampok itu menembus jantungnya.

lengkaplah penderitaan Cen ko,kini dia menjadi anak yatim piatu,sejak itu hidup Cen ko menjadi sangat pendiam.

dan dia memutuskan untuk pergi dari kota itu,walau umurnya baru menginjak 11 tahun.

Cen ko berkelana,sendiri mengharap dia mendapatkan seorang guru silat untuk membalaskan dendam yang ada di hatinya.