Chereads / The Dark Obsession / Chapter 2 - Kematian Romanov

Chapter 2 - Kematian Romanov

Sejak Romanov menemukan Ronald di jalan dan memutuskan membawanya pulang, pria tua itu sudah memutuskan untuk menjadikan Ronald sebagai penerusnya. Romanov sudah tua, waktunya beristirahat tanpa memikirkan urusan dunia persenjataan. Lagi pula selama ini dia hanya sebatang kara, tak ada anak tak ada cucu atau istri.

Romanov tidak pernah menikah, sebab itu dia tidak memiliki anak. Sejak muda Romanov sudah menghabiskan waktu untuk mempelajari senjata, strategi menjatuhkan musuh dan bagaimana cara membasmi para parasit yang sudah berkhianat. Didikan ayahnya sangat keras, bahkan sekali berbuat salah maka hukumannya adalah cambuk.

Dulu Romanov pernah bertanya kepada ayahnya, kenapa ia tidak diperbolehkan keluar dan bermain dengan teman sebayanya? Romanov juga berpikir kalau ayahnya tak sayang padanya, tapi setelah semua yang terjadi, Romanov sadar kalau pikirannya telah kacau.

Ibunya sudah meninggal karena dibunuh seseorang—musuh organisasi yang dipimpin ayahnya. Tepat pada saat itu ibunya sedang mengandung 5 bulan. Ayahnya murka dan membalas dendam dengan membantai semua para musuhnya hingga tewas. Namun naas, ayahnya juga ikut gugur karena salah satu bawahannya ternyata pengkhianat.

Sebelum meninggal ayahnya sudah berpesan kalau Romanov harus menggantikan posisi ayahnya dalam organisasi gelap bernama Monsta Clan, satu-satunya organisasi mafia paling disegani di dunia gelap.

Sejak saat itu perjalanannya dimulai.

Bertemu Ronald di malam itu membuatnya teringat ayahnya. Tubuhnya penuh darah, bedanya Ronald melakukan pembunuhan, sedangkan ayahnya melakukan pembantaian. Romanov sudah memutuskan mengadopsi Ronald dan menjadikannya pemimpin Monsta Clan suatu saat nanti. Selain kepribadian ganda yang Ronald alami, anak itu juga memiliki keistimewaan yang tak dipunya anak-anak lain; kecerdasan luar biasa.

Sudah 15 tahun lamanya ia melatih Ronald hingga tumbuh menjadi pria kuat dan memiliki ketampanan yang luar biasa. Ronald sangat dingin dan tak tersentuh—ah, tidak. Yang tidak tersentuh hanya Leo, sedangkan Ronald memiliki kepribadian yang ramah tamah.

Sekarang ini Ronald tengah duduk di taman belakang rumah Romanov. Pria itu sudah berumur 25 tahun, beberapa hari lagi umurnya sudah 26 tahun. Romanov menghampiri Ronald dan duduk di sampingnya.

"Kudengar kau baru saja menghabisi Liam?" tanya Romanov tiba-tiba.

"Ya, dia pantas mendapatkannya." Nada dingin itu tak mungkin Ronald miliki, hanya Leo. "Aku harus mengambil alih tubuh ini sementara, Ronald tak akan sanggup melakukan tugas kecil ini."

"Aku sudah menyiapkan sesuatu untukmu. Ikutlah denganku," kata Romanov mulai berdiri dan berjalan ke suatu tempat.

Mereka sudah sampai di tempat tersembunyi yang ada di bawah tanah. Tempat itu penuh dengan senjata api dan beberapa sel tahanan guna memberi para pengkhianat ganjaran. Ronald atau pun Leo tidak pernah datang ke sini, Romanov selalu melarangnya dengan alasan belum waktunya pria itu tahu.

"Ini adalah tempat persembunyian yang aku bangun untuk menyimpan beberapa senjata andalan organisasi. Beberapa senjata sudah dipindahkan ke tempat lain, di sini hanya ada senjata paling mematikan yang pernah dibuat. Aku merancangnya sendiri, selama beberapa tahun aku membuat senjata tanpa istirahat. Dan sekarang aku mau kau meneruskan semua pekerjaan ini." Romanov menatap Leo yang hanya diam menatapnya dingin. "Jadilah pemimpin Monsta Clan."

"Kau sudah kudidik menjadi orang kuat, kau pintar dalam memanipulasi orang. Aku memiliki perusahaan teknologi yang sudah berdiri puluhan tahun, jadilah pemimpin di sana sebagai bentuk kamuflase. Aku akan mengenalkanmu pada orang-orangku," lanjutnya.

Leo tersenyum dingin. Ia menyentuh senjata yang ada di samping kirinya. Begitu kecil dan lentur.

"Itu adalah peledak, dia mampu meledakkan satu kota. Aku sengaja membuatnya seperti itu agar tak ada yang curiga," ujar Romanov menjelaskan tanpa diminta. "Kau merasa aneh karena peledak itu berbentuk seperti permen karet?"

"Seperti kondom," ujarnya menilai.

"Gila, kau sungguh gila Leo. Bagaimana mungkin itu berbentuk seperti kondom? Kau kurang belaian? Selama ini kau sudah menghabiskan berapa waktu untuk jalangmu?"

Leo menggeleng. "Tak pernah."

Romanov terkekeh. "Lalu kau memakai cara apa untuk menuntaskan hasrat terpendamu, hah?"

Ronald mengangkat bahu acuh. "Permainan solo lebih menarik dari mulut dan milik wanita jalang. Mereka hanya parasit."

"Suatu saat nanti kau akan merasakan apa itu hasrat kepada wanita. Tunggu saja ucapakanku akan terealisasi."

"Tidak mungkin," gumam Leo dingin.

"Aku akan pergi ke suatu tempat untuk mengurus perpindahan kepemimpinan organisasi, kau di sini saja. Nanti malam aku akan kembali," ujar Romanov sebelum pergi.

Setelah Romanov pergi, Leo tersenyum dingin. Dalam hatinya ia tak akan mengkhianati Romanov. Dia akan meneruskan organisasi ini sebaik mungkin agar Romanov tak kecewa. Selama 15 tahun terakhir hanya pria itu yang membantu serta membuatnya menjadi kuat seperti ini, jasa Romanov tak akan pernah bisa diganti oleh apa pun.

****

Malam ini semilir angin tanpa berembus kencang. Hawa dingin sampai merasuk ke tulang. Arnold menikmati wine yang baru saja ia beli di acara lelang, sebuah wine paling mahal dan mendunia.

Leo sudah pergi, kini Ronald sudah menguasai tubuhnya. Pria itu tersenyum, lalu mengalihkan pandangannya ke pintu.

Alan masuk dan menghampiri Ronald yang tampak asyik menikmati wine. Pria itu berdiri di samping Ronald. "Cepat temui Tuan Romanov, dia dalam kondisi tak baik."

Ronald langsung menemui Romanov di kamarnya. Ronald merasa khawatir dan perasaannya tak enak. Padahal tadi pagi Romanov tampak baik-baik saja, pria tua itu masih sehat bugar. Tapi malam ini kenapa sebaliknya?

Arnold duduk di samping Romanov. Pria tua itu menatap Arnold agak lama. "Aku sudah tidak kuat, Arnold. Gantikan aku sekarang juga, Alan akan menemanimu. Setelah aku pergi, kau bukan lagi Ronald biasa, kau adalah pemimpin Monsta Clan."

"Kau mengatakan apa? Kau tidak akan ke mana-mana!"

"Ronald, jangan lemah. Jadilah seperti Leo yang yang kuat, kau harus menguasai emosionalmu dengan baik. Hilangkan rasa sedih dalam hatimu, pikiranmu, dan tubuhmu. Kau hanya boleh merasakan dendam." Romanov terbatuk. "Alan akan bersamamu, kau harus membuat organisasi ini berjalan lebih baik dari sebelumnya. Aku tak mau ada kata gagal, Ronald."

"Aku akan mengingat kata-katamu."

Romanov tersenyum. "Aku pergi, Ronald." Romanov batuk darah dan memejamkan mata sedetiknya.

Pria itu telah mati.

Ronald memanggil dokter untuk membawa tubuh Romanov ke forensik untuk diotopsi. Ronald merasa kematian Romanov tidak wajar. Bagaiman mungkin Romanov bisa meninggal padahal tadi pagi pria itu masih terlihat sehat bugar?

Kalau benar Romanov meninggal karena dibunuh, maka Ronald akan menghancurkan mereka tanpa sisa.

"Kau yakin dengan keputusanmu, Ronald? tanya Alan menatap Ronald dalam.

"Kematian Romanov tidak wajar, Alan. Aku harus menyelidiki semuanya. Selama kau ada di dekatnya tadi, apa kau merasa Romanov dekat dengan orang lain? Atau minum makan dari orang lain?"

Alan tampak berpikir. "Tidak. Kurasa tidak, Ronald. Lagi pula tadi Tuan Romanov tidak minum apa-apa selain obat khusus yang dokter berikan secara rutin tiap bulannya."

"Obat?"

"Ya, selama ini Tuan mengalami depresi akut. Dokter selalu rutin memberinya obat itu agar ia bisa mengontrol emosinya."

"Pantas aku tak pernah melihatnya murka."

"Marahnya Tuan Romanov bukan seperti itu, dia akan membunuh, bukan malah berteriak tidak jelas."

"Aku curiga ada yang menukar obat itu dengan racun," gumam Ronald.

"Itu juga mungkin. Aku akan menyelidikinya."

Ronald akan mencari tahu semuanya dan membuat hancur semua orang yang sudah mengusik pemimpin Monsta Clan.

Tbc