Chapter 242 - Boneka Porselen

Rama tetap diam.

Shinta jelas merasa bahwa orang-orang ini menyalahkan dirinya, meskipun mereka tidak mengatakan sepatah kata pun tentang sakitnya, mereka semua menatap Shinta dengan kebencian.

Tetapi apakah karena Nadia tidak cukup baik untuk membiarkannya pergi, dan dia berlari ke negara H sendirian ketika dia tidak baik, dan tidak membawa pengawalnya. Apakah ini karena orang lain tidak menyayanginya, atau dia sengaja mencari kematian sendirian?

Shinta tidak tahu bahwa Nadia akan menjadi sangat lemah, dan dia bisa pingsan dan pingsan hanya dengan beberapa kata, dan hidupnya sekarat.

Itu benar-benar seperti boneka porselen.

Itu normal untuk melihat orang dengan jelas.

"Aku mengatakan beberapa patah kata pada Nadia ." Shinta berkata : "Aku tidak berharap dia menjadi begitu lemah." Shinta akan mengakui bahwa dia mengatakan Nadia, tetapi tidak akan meminta maaf.

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS

Related Books

Popular novel hashtag