Memikirkan hal ini, wajah Teddy Permana bertahap menjadi gelap.
"Teddy Permana… Aku baru saja menelepon seorang teman." Pada saat ini, Dina Baskoro menjelaskan sesekali.
"Heh," Teddy Permana mendengus dingin, "Benarkah?"
"Jika itu teman, kenapa tidak ada namanya? Apakah ini adalah hubungan teman yang tidak biasa?" Teddy Permana bertanya, sorot matanya penuh pencarian, seolah mencari sesuatu yang tersembunyi dari dalam mata Dina Baskoro.
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
"Aku tidak ..."
Untuk sementara, Dina Baskoro tergagap dan tidak tahu harus menjawab apa.
Mau tidak mau dia hanya bisa mengutuk dalam hati.
Sialan!
Jika saja dia tidak menelepon di saat yang salah….
Kenapa dia harus meneleponku sekarang? Bukankah ini sengaja membuat kesalahpahaman?