Ekspresi Teddy Permana tiba-tiba berubah, dan dia hampir tidak bisa menahannya pada awalnya. Dia berbalik dan begitu saja menekan tubuh lembut Dina Baskoro di sofa di bawahnya.
Tangannya dipisahkan dan ditekan oleh telapak tangannya yang hangat, dan kakinya yang panjang dan ramping berlutut di antara kedua kakinya.
Dina Baskoro berada dalam posisi yang memalukan, dikendalikan oleh tubuh tinggi Teddy Permana ini.
Tatapan mata Teddy Permana saat ini ambigu, dan bahkan nadanya sedikit mengganggu, "Apakah kamu tahu apa yang kamu lakukan?"
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
"Tentu saja aku tahu, tapi ... apakah itu akan membakarmu?" Dina Baskoro berkata sambil tersenyum, seolah dia sudah siap.
Teddy Permana sangat marah sehingga dia berkata, "Mengetahui bahwa kamu berani memprovokasiku? Apakah menurutmu aku memiliki temperamen yang baik?"
Dina Baskoro senyuman lagi, "Kenapa, bukankah kamu...."
Sebelum dia selesai berbicara, bibirnya diblokir oleh ciuman hangat.