Akibatnya, Teddy Permana berkata dengan dingin, "Itu salah, kamu tidak boleh main-main sekarang."
"Apa?"
"Kamu tidak memiliki cukup pengalaman. Jika kamu terburu-buru menyelidiki masalah ini, kamu hanya akan membuat yang bersangkutan tersinggung, mengerti?" Teddy Permana berbisik.
Dina Baskoro tiba-tiba menyadari bahwa jika dia menyelidiki paman Laras Baskoro dengan terang-terangan, dia mungkin akan tersinggung dan belum tentu dia mau mengakuinya.
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
"Sepertinya aku masih harus banyak belajar." Dina Baskoro menundukkan kepalanya karena malu, dan harus mengakui bahwa dia benar-benar berhutang jasa pada Teddy Permana.
Mata Teddy Permana sangat lembut, dan dia mengusap kepala kecilnya dengan nyaman, "Lakukan sedikit demi sedikit saja, jalanmu baru saja dimulai dan pasti akan tumbuh perlahan di masa depan."
Dina Baskoro mengangguk ketika dia mendengar kata-kata itu dan tidak punya pilihan selain melakukannya.