Mungkinkah Stella sudah mengetahuinya?
Marie menunduk, ekspresi matanya terus berubah. Dia merasa kalau jangan-jangan dia sudah melakukan sesuatu secara tidak sadar. Stella seharusnya tidak dapat menemukan kalau dia adalah pelakunya.
Tapi mengapa wanita ini bisa terlihat yakin sekali? Dari mana asal-muasal rasa keyakinannya?
Ketika suasana menemui jalan buntu, Stella terkekeh, perlahan-lahan melepaskan pena bolpoin di tangannya, dan melanjutkan berbicara dengan sikap tenang lagi, "Kau ingat apa yang sudah kukatakan tadi? Kau bisa bereinkarnasi di surga, tapi apa benar kau sudah dimaafkan? Bukannya aku tidak ingin melaporkanmu, semua ini hanya masalah waktu."
Selesai berbicara, Stella berdiri, dan mengabaikan pandangan-pandangan mata terkejut di sekitarnya. Dia langsung pergi ke kamar mandi.
Dengan air dingin yang menerpa wajahnya, Stella merasa amarah yang membara itu sedikit mereda.