Dia tidak perlu menunggu Stella untuk menjawab. Dia tertawa terbahak-bahak sambil menghadap ke langit, dan secara bersemangat berkata, "Stella, aku ingin mencakar wajahmu dan melihat bagaimana kau bisa merayu seorang pria lagi!"
Martin melambaikan belatinya dan menusuk lurus sambil berbicara. Belati itu semakin mendekati Stella, dan pandangan matanya dipenuhi dengan rasa gembira karena dia merasa bisa balas dendam, "Tanpa bantuan orang-orang bau itu, kau hanyalah batu loncatan untuk diinjak-injak sesuka hati. Aku ingin melihat betapa sombongnya kau sekarang!"
Belati dingin itu memantulkan cahaya dingin yang suram di bawah cahaya redup. Senjata tajam itu siap menusuk wajah Stella dengan kekuatan seperti bambu yang patah.
Pada saat ini, Stella, yang awalnya terikat di tangan dan tidak bisa bergerak, tiba-tiba berjuang untuk bergegas menerjang ke arah Martin. Situasi berubah begitu cepat sehingga Martin lengah dan jatuh ke sisi lain.