"Semuanya, harap diam." Mengenakan setelan Tang, Hendro Tanjung mengepalkan tinjunya ke kerumunan, "Hari ini adalah zaman yang makmur dari Ratulangi. Terima kasih atas sorakanmu. Terima kasih Hendro Tanjung."
"Leo Senjaya, mengapa repot-repot bersikap sopan, kami merasa terhormat untuk melihatnya."
"Ya, Leo Senjaya, kau adalah orang besar. Ratulangi memiliki gerakan besar, kami tentu ingin ikut bersenang-senang."
"Leo Senjaya, konon batu giok yang kamu ambil hari ini adalah harta karun yang langka, benarkah?"
·---------------
-
Tiba-tiba, seluruh kerumunan mendidih, ingin melihat jenis batu giok apa yang begitu langka sehingga Hendro Tanjung bisa mengagumi begitu banyak.
"Ya, aku telah menyimpan batu giok ini selama 20 tahun. Sejauh ini, tidak ada batu giok dengan kualitas yang sama yang ditemukan di pasaran. Sekarang seluruh industri perhiasan berjalan lancar. Hari ini aku akan menawar batu giok ini, mana yang lebih tinggi. Ya, "kata Hendro Tanjung.