"Cepat biarkan kami pergi, kalau tidak... Kalau tidak, aku akan menelepon adikku. Katakan pada ayahku untuk membunuhmu." Tania Kurniawan berkata dengan marah.
Dia telah menjadi sosok setingkat bayi di mata orang tuanya sejak dia masih kecil. Dia takut kehilangannya di tangannya, dan dia takut memutarnya di mulutnya. Bahkan Samuel Kurniawan hanya bisa berdiri di samping dibandingkan dengannya. Namun, hari ini, gadis yang hidup dan cantik itu sebenarnya digambarkan sebagai tauge oleh bajingan jahat ini. Tidak hanya itu, tapi sekarang dia dipukul dengan kejam, dan dia tidak bisa menelan apapun.
Adapun Anyar Fernanda, itu mirip dengan pemikiran Tania Kurniawan. Dalam hal sejarah keluarga, keluarga Mahesa Sudirman jauh lebih baik daripada keluarga Kurniawan. Jika bukan karena terlalu kesepian, dia akan pergi ke Surabaya untuk pergi ke sekolah bersama Tania Kurniawan.