"Ini bajunya, pakai dengan cepat dan segera keluar dari sini." Rani mengerutkan kening.
Usai mengambil pakaian dari tangan Rani, Mahesa buru-buru mengenakannya. Dia juga meraih tangan kecil Rani sementara wanita itu tidak memperhatikan, "Penyelamatku, aku berterima kasih atas perbuatan baikmu padaku. Aku harus membalas budimu, jadi kamu harus memberitahu namamu padaku. Kalau kamu tidak mau memberitahuku, aku tidak akan bisa tidur dengan nyenyak. Selain itu, aku akan terus terbayang tentangmu, terutama kejadian di kamar mandi yang menarik perhatianku."
Sial! Ini jelas merupakan ancaman. Bagaimana mungkin pria ini harus mengingat adegan Rani yang telanjang di kamar mandi? Rani merasakan seluruh tubuhnya bergetar. Dia hampir pingsan. Kenapa dia harus bertemu dengan bajingan kelas atas seperti Mahesa?
"Kamu mengancamku?"
"Cantik, apa kamu tidak bisa memberitahuku?" Mahesa memohon. Dia memegang tangan Rani seperti anak kecil. Tentu saja, dia juga membelai tangan kecil itu sesekali.