"Ada apa? Apakah kamu marah?" Mahesa dengan lembut mendorong Rani di sampingnya.
"Jangan bergerak, pergi!" Rani mendorong dengan kuat.
Mahesa tersenyum dan membalikkan tubuh Rani untuk menatapnya, "Ya, itu semua salahku. Jika kamu ingin memukulku untuk membuatmu merasa lebih baik, kamu bisa melakukannya. Aku akan membiarkanmu melakukannya."
Rani menatap Mahesa dengan tatapan yang sangat menakutkan. Pria yang sangat tidak tahu malu ini, kenapa sekarang malah memberinya semua penawaran? Kenapa dia tidak melepaskannya dari tadi?
"Brengsek, brengsek!" Rani menggigit dada Mahesa, "Aku akan membunuhmu, brengsek."
Wajah Mahesa berkedut. Dia mengulurkan tangannya untuk memegang pipi Rani, dan mengerutkan keningnya, "Aku bajingan, aku memang bajingan. Kamu bisa menggigitku, kamu juga bisa membunuhku."
"Kamu…"
"Hei, kamu pasti enggan melakukannya, aku tahu." Mahesa tersenyum.
Rani mendengus, "Bagaimana bisa ada orang sepertimu? Siapa pun yang bertemu denganmu pasti tidak beruntung."