"Lepaskan!" Linda merasa marah. Dia membanting belati ke arah Kiro, tetapi Kiro telah menghindar lebih awal. Dengan suara yang tajam, belati itu patah di tangannya.
Kiro tersenyum bangga, "Maaf, belati itu tidak berguna bagiku."
"Brengsek, aku akan membunuhmu." Widya membuka mulutnya dan menggigit lengan Kiro, tetapi rasa sakit itu tidak ada apa-apanya bagi Kiro.
"Mulut kecil itu benar-benar enak, aku tidak tahu bagaimana rasanya, biarkan aku mencicipinya." Kiro menarik leher Widya dan tertawa, "Ini sangat harum, sangat harum."
"Pergi!" Widya mencakar wajah Kiro tanpa pandang bulu.
Kiro menarik napas, dan Widya meninggalkan beberapa goresan di wajahnya. Senyum di wajah Kiro menghilang seketika, dan dia mencibir, "Aku jadi lebih menyukaimu."
"Lepaskan aku!"
"Mengapa kamu tidak menurutiku, dan keluar dari sini dengan selamat nanti?" Kiro tertawa, "Payudaramu ini akan menjadi lebih besar setelah bermain denganku."
