Chereads / Laga Eksekutor / Chapter 19 - 19 - Wanita Cantik di Lift

Chapter 19 - 19 - Wanita Cantik di Lift

Ada puluhan perusahaan yang beroperasi di Spazio, termasuk kantor pusat Jade International. Banyak perusahaan besar juga memiliki kantor di sini. Gedungnya adalah gedung tertinggi di Surabaya Barat, dengan seratus dua lantai. Menjulang tinggi ke langit.

Tempat asal Jade International adalah di Surabaya. Perusahaan ini termasuk dalam 500 perusahaan teratas di dunia. Jade International adalah perusahaan yang terkenal di Surabaya dan bahkan di Indonesia, terutama di industri perhiasan. Jade International adalah pemimpin dalam bidang perhiasan. Di Spazio yang memiliki 102 lantai, Jade International menempati lantai 57.

Mahesa bergegas ke Spazio setelah membeli sekotak susu kedelai dan beberapa potong donat di warung. Sambil makan, dia perlahan berjalan ke lobi gedung dan mengatur stopwatch untuk memastikan bahwa dia bisa tiba di kantor pusat Jade International tepat waktu.

Saat ini jauh lebih sedikit orang yang berada di gedung itu, tetapi mata Mahesa sangat segar. Saat berada di lobi sebentar, dia melihat tiga wanita cantik. Meskipun mereka tidak secantik istrinya, mereka juga menakjubkan. Tempat ini benar-benar tidak sebanding dengan cabang Jade International tempat Mahesa bekerja sebelumnya.

Untuk gedung setinggi itu, dua puluh empat lift beroperasi pada waktu yang sama. Agak terlalu sibuk. Untungnya, saat ini tidak ada banyak orang. Setelah menunggu sekitar sepuluh menit, akhirnya Mahesa bisa memasuki lift.

Tidak ada orang yang memasuki lift bersama Mahesa. Mahesa adalah orang pertama dan terakhir yang memasuki lift. Saat dia menekan tombol 57, dia mendengar suara sepatu hak tinggi di luar. Pada saat yang sama, terdengar suara seorang wanita, "Tunggu!"

Mahesa mendongak dan tertegun sejenak. Orang yang berlari menuju lift adalah seorang wanita yang sangat cantik. Dibandingkan dengan tiga wanita cantik yang pernah dia lihat sebelumnya di lobi, kecantikan wanita ini setingkat dengan Widya. Kantor pusat Jade International memang pusatnya wanita cantik!

Si cantik itu mengenakan celana kasual warna pink dan kemeja kuning dengan motif angsa di bagian atas. Payudara penuhnya hampir membuat kemeja itu terbuka. Garis hitam di bra terlihat samar-samar, dan tulang selangkanya yang putih sangat seksi. Sungguh luar biasa! Hanya dengan pemandangan ini, tubuh Mahesa terasa panas.

"Untung saja, aku berhasil menyusul." Si cantik menepuk dadanya, dan tersenyum pada Mahesa, "Terima kasih, kalau tidak, aku tidak akan bisa menyusul."

"Sama-sama." Mahesa menunjukkan senyum kikuk. Setiap kali seorang pria memandang seorang wanita, terutama wanita cantik, reaksi pertama yang pasti bukan karena wajahnya, tapi karena dadanya. Seringkali karena ini, tidak peduli seberapa cantik wajahnya, mata seorang pria akan tertuju pada bagian dada.

Tapi Mahesa bukanlah orang biasa. Dia melihat keindahan ini dari bawah ke atas. Dari pinggang yang ramping hingga payudara yang menjulang tinggi. Hingga akhirnya, dia menatap pipi yang indah itu. Setelah itu, dia tidak hanya dapat mengagumi wanita cantik ini, tetapi dia juga memutuskan untuk mendekatinya. Sosok ramping wanita itu sudah sukses membuat Mahesa antusias. Dan ketika dia melihat wajah cantik itu, hatinya semakin bergetar. Wanita ini sangat cantik.

Di bawah alisnya yang melengkung indah, wanita ini memiliki mata besar yang tampak cantik. Wanita bernama Sukma itu juga memakai kacamata emas yang menempel di hidungnya. Itu membuatnya lebih elegan. Bibirnya yang ditutupi dengan lipstik tipis membuat orang ingin berciuman dengannya pada pandangan pertama. Saat Sukma berdiri di depan Mahesa, aroma samar datang. Sangat harum!

Si cantik itu sedang memegang tas arsip di tangannya. Tentu saja dia tidak sadar bahwa Mahesa sedang menatapnya penuh nafsu.

Lantai dua puluh delapan.

Pintu lift terbuka, dan seorang pria paruh baya masuk dari luar. Pada saat yang sama, dia membawa dua kotak karton besar, dan tersenyum meminta maaf, "Semuanya, maaf, lift barang rusak."

Meskipun merasa terganggu, tidak ada yang berbicara. Mahesa dan Sukma beringsut memberi ruang pada pria itu. Dua kotak karton besar dan seorang pria besar akan menempati ruang yang setara dengan setidaknya lima orang. Wanita cantik berkacamata itu mencondongkan tubuhnya ke sudut lift. Dia juga menekan Mahesa ke sudut.

Jarak Sukma dan Mahesa telah terkikis. Aroma harum dari wanita itu terus-menerus menyentuh ujung hidung Mahesa. Itu membuat Mahesa tidak dapat mengendalikan dirinya.

Lift yang bergerak perlahan itu tiba-tiba terguncang, menyebabkan getaran yang tidak bisa dijelaskan. "Ah!" Si cantik berkacamata berteriak kaget. Wajah semua orang yang ada di sana juga menjadi tegang. Kemudian guncangan datang lagi, lebih besar dari yang pertama.

"Jangan panik semuanya, tidak akan ada yang salah, mungkin karena minyak pelumasnya terlalu sedikit." Pria paruh baya yang baru saja masuk itu menghibur semua orang. Orang-orang di lift perlahan-lahan menjadi tenang, tetapi masih ada ketakutan yang tersisa.

Adapun Mahesa, dia masih berusaha menahan dirinya. Guncangan tadi menyebabkan Sukma terhuyung-huyung, dan kebetulan jatuh di pelukannya. Setelah terjatuh, kini tidak ada jarak di antara mereka. Mahesa hanya merasakan sesuatu yang lembut dan menawan di antara kedua kakinya. Dia ingin menggosoknya dengan lembut beberapa kali, tapi perasaan itu hanya bisa dipendam di dalam benaknya.

Setelah terkena beberapa rangsangan, benda tumpul di bagian bawah tubuh Mahesa berdiri seperti tiang listrik. Benda itu mengenai wanita cantik berkacamata itu. Sukma kaget hingga mengguncang seluruh tubuhnya. Rupanya dia bisa merasakan reaksi dari bawah tubuh Mahesa. Anehnya, Sukma tidak bereaksi berlebihan. Dia menoleh, mendorong kacamata di pangkal hidungnya, dan mencondongkan tubuh lebih dekat ke Mahesa. Dia berbisik, "Keren sekali. Ini hebat."

"Oh, tidak, tidak, ini bukan apa-apa." Mahesa tergagap.

"Kupikir kamu sengaja melakukannya." Wanita cantik berkacamata itu mendengus dan mencubit pinggang Mahesa dengan tangannya.

Mahesa menahan cubitan yang menyakitkan itu, tetapi dia bingung di dalam hatinya. Wanita ini benar-benar menarik, tapi apakah dia tipe gadis seksi yang polos dan tidak tahu apa-apa tentang hal-hal dewasa? Jika itu wanita lain, Mahesa pasti akan mendapatkan tamparan di wajahnya.

Saat Mahesa terlihat kebingungan, Sukma berkata lagi, "Hei, apa yang kamu pikirkan? Aku bukan tipe wanita yang kamu kira."

"Aku tidak memikirkannya," kata Mahesa dengan suara rendah.

"Jangan kira aku tidak tahu. Kamu kira aku ini bodoh? Dasar laki-laki."

Wanita cantik berkacamata itu buru-buru memegang tas di dadanya. Pinggulnya tidak sengaja mengenai Mahesa. Itu membuatnya mengulurkan tangannya. Tetapi siapa sangka, tangan Sukma mengenai tempat yang menonjol di antara kaki Mahesa. Pipinya memerah. Dia berkata dengan malu sambil menarik tangannya dengan cepat, "M-maaf, aku tidak sengaja. Maafkan aku, aku tidak bermaksud untuk menyentuhnya."

Mahesa menyentuh hidungnya dengan salah tingkah. Jika dia mendapatkan rangsangan seperti itu, bagaimana dia dapat merespon dengan biasa saja?

Lift akhirnya mencapai lantai lima puluh tujuh, dan Mahesa bergegas keluar dari lift seperti kelinci yang terburu-buru. Ketika dia pergi, dia melirik ke arah Sukma. Tetapi kemudian, dia dengan cepat memutar matanya untuk menghindari pandangan Sukma. Dia merasa sangat canggung saat ini.

Saat Mahesa keluar dari lift, ada keraguan yang melintas di mata wanita cantik berkacamata itu. Dia mendorong kacamatanya dan berkata, "Orang cabul ini ternyata adalah karyawan perusahaan Jade International. Aku tidak menyangka. Bagaimana dia bisa diterima di perusahaan terkenal seperti itu? Dia pasti bukan orang biasa."