"Bahkan jika aku mengatakan hal yang salah, apa kamu tidak ingin memikirkan betapa jahatnya apa yang kamu lakukan hari ini?" Pak Widodo menyadari kesalahannya, tapi dia tidak bisa menerima dan mengakuinya. Lalu, dia berpikir, jika dia memang mengatakan sesuatu yang salah, tetapi jika bukan karena tindakan Widya yang terlalu berlebihan, apakah kata-kata itu akan keluar dari mulutnya?
"Pak Hamzah dan aku telah menjalin persahabatan selama lebih dari 20 tahun. Perusahaan itu didirikan oleh kami. Suamimu itu memukulnya hari ini. Menurutmu di mana aku harus meletakkan wajahku sekarang? Pernahkah kamu memikirkannya?" Nada bicara Pak Widodo mulai menjadi keras lagi.
"Aku melihat Yudi tumbuh dewasa. Apakah salah baginya untuk menyukaimu? Apakah salah mengaku padamu? Apa itu membuatmu marah hingga harus dipukuli dan dibawa ke rumah sakit? Widya, bagaimana aku bisa memiliki anak perempuan sepertimu?" kata Pak Widodo dengan suara yang keras.