"Linda, maukah kamu menerima cintaku?" tanya Mahesa.
"Sial! Kenapa kamu bertanya lagi?"
"Oke, aku anggap kamu menerimanya." Mahesa bertingkah seperti bayi.
Linda mengangkat kepalanya untuk melihat Mahesa. Dia menunjuk ke bekas ciuman di lehernya, "Bocah nakal, tahukah kamu? Ibuku mengira aku sudah pernah berhubungan seks karena bekas ini. Kamu memang bajingan!"
"Hei, bukankah itu tanda yang dibuat oleh pacarmu sendiri? Kenapa kamu tidak mengakuinya saja? Apakah ibu mertua sangat cemas, atau dia sangat menantikan untuk melihat menantunya yang tampan ini?" Mahesa tertawa dengan puas.
"Kamu memang seperti kentut!" Linda memasang mata tajam pada Mahesa. Setelah jeda, Linda akhirnya membuat keputusan, "Orang jahat, kamu dan Widya memang benar-benar mempunyai masalah, kan? Aku tadi banyak bertanya karena aku hanya khawatir, jangan salah paham."