Pak Hamzah merasa marah ketika menjadi sasaran penghinaan seperti itu. Selama hidupnya, ini adalah pertama kalinya dia dipukuli oleh seorang pemuda.
"Apa yang kamu lakukan, anjing tua? Bukankah kamu ingin membunuhku? Aku sudah memberimu kesempatan sekarang." Kaki Mahesa menekan dada Pak Hamzah.
Tidak peduli seberapa keras Pak Hamzah berusaha, dia tetap berbaring di lantai, tidak bisa bergerak. Saat ini tak satu pun dari karyawan yang ada di sana berani bersuara. Kedua orang yang sedang berselisih itu bukan orang biasa. Yang satu adalah asisten direktur perusahaan dan yang lainnya adalah ayah dari wakil presiden perusahaan. Siapa yang berani berbicara? Siapa yang berani membantu?
"Oke, sangat bagus, bahkan kamu berani bertarung." Pak Hamzah hendak mempertahankan harga dirinya.
"Aku bisa membunuhmu!" Mahesa memukul dada Pak Hamzah, menendangnya keluar beberapa meter jauhnya.