Aku Muna, aku sudah lulus dari salah satu SMA di Bandung. Statusku sekarang bukan abu putih lagi, tapi sudah akan berubah menjadi seorang mahasiswi. Mahasiswi yang cantik.
Aku mengikuti seleksi ke perguruan tinggi negeri. Aku daftar ke jurusan kedokteran di salah satu perguruan tinggi negeri di Bandung, karena aku memang memiliki cita cita menjadi seorang dokter
Mami papi ku sangat mendukung dan memberi kebebasan padaku untuk memilih jurusan yang aku inginkan.
Aku deg deg gan juga menunggu hasil seleksi perguruan tinggi, mudah mudahan aku lulus seperti yang aku harapkan. Aamiin.
" Mam, ...do,'ain Muna ya....mudah mudahan Muna lulus dan diterima di jurusan kedokteran .." kataku pada mami.
Mamiku mengangguk dan mengusap kepalaku sambil berkata.
" Tentu saja, nak.mami akan selalu mendo'akanmu, tapi kamu jangan lupa sholat ya...berdoa biar semua keinginanmu terkabul..." jawab mami dan tampak matanya seperti berlinang air mata, sebagai bukti bahwa seorang ibu dapat mendo'akan anaknya melalui air matanya
" Aamiin yra...makasih mam." ucapku sambil memeluk mami sangat erat. lama sekali.
" Muna sayaaaang mami....." suaraku terbata bata, kami berpelukan.
Mami memang sangat sayang padaku apapun yang aku minta pasti mami memberikannya.
Papi aku pun demikian, meski sangat sibuk dengan pekerjaannya, namun papi selalu menyempatkan untuk bercengkrama dengan aku dan mami. Aku bahagia memiliki kedua orang tua yang baik dan penuh perhatian padaku.
" Kalau Akbar temenmu itu daftar kemana, Nak ? " tanya mami menanyakan kabar Akbar.
" Katanya dia mau daftar ke jurusan psikologi mam.. ". jawabku sambil melepaskan pelukanku pada mami.
" Akbar tuh temenmu ? atau pacarmu ? " tanya mami sambil tersenyum.
" Dia temen mam, kami tak pernah membahas hal hal lain di luar pertemanan. " jawabku sedikit berbohong.
" Ya dia anak yang baik. nanti kalo kamu sudah dewasa dan sudah waktunya untuk menikah, carilah pria yang baik kaya Akbar ..." ucap mami.
Aku mendengar ucapan mami seperti itu aku jadi kepikiran akbar. Akbar memang anak yang baik. dia teman SMA ku, bahkan kami temen sekelas sama sama dijurusan ipa
Meskipun kami sering bersama dan pulang bareng, tapi diantara kami tidak ada apa apa, tidak ada hubungan lain selain hubungan sebatas teman.
Meskipun Akbar suka ngegombalin dan menggodaku, bahkan suka memegangi tanganku, tapi Akbar tak pernah mengutarakan atau membahas perasaannya padaku secara serius.
Aku pun tidak mau ge-er sendiri, jadi aku pun tidak pernah mengutarakan dan membahas perasaanku padanya.
.
Meskipun secara jujur, aku memang suka pada Akbar, tapi aku tidak tau apakah Akbar juga suka juga padaku ? biarlah hanya waktu berjalan yang akan memberitahuku keadaan yang sebenarnya.
Terdengar diluar seperti pintu pagar dibuka.
" Muna, coba lihat siapa yang datang nak, mungkin papimu.." perintah maminya.
" Iya mam.." kataku sambil berjalan membukakan pintu.
" Halooo Munaa....." ternyata temen temen ku datang, mereka temen sekelas, ada Sofi, Gita dan Amel.
" Aduh... kirain siapa...." ujarku sambil mempersilahkan mereka masuk.
" Muna, aku kangen bangeeet....." ucap Gita sambil memeluk Muna erat erat. Sofi, dan Amel pun bergantian memelukku.
Pertemuan kami begitu hangat, maklum sudah sebulan kami tidak bertemu. setelah pengumuman kelulusan kami tidak ke sekolah sekolah lagi. sibuk dengan kepentingan masing masing, tapi sekali kali kami masih berkomunikasi lewat telfon.
" Waduuh ....ada temen temen nya Muna nih...." Mamiku ikut nimbrung menyapa temen temenku.
" Iya tante,....gimana kabarnya ,? " tanya sofi pada mamaku. temen temenku bertiga itu memang sudah kenal dekat dengan mami, karena dulu waktu masih sekolah sering main ke rumah aku
" Alhamdulillah sehat, .....pada melanjutkan kemana nih....? " tanya mamaku pada mereka.
" Kalau Aku daftar ke ekonomi tante..." jawab sofi.
" Kaloo gita sama Amel melanjutkan kemana ?..." lanjut mamaku bertanya ke Gita ma Amel.
" Amel masuk ke pendidikan tante, .pingin jadi guru, he...he....he.." jawab Amel sambil tertawa kecil.
" kalau Gita daftar kemana ? " tanya mamaku.
" Gita mah mau langsung kawiiiin ...." jawab sofi ma Amel kompakan menjawab bareng.
" Nggak deh tante, aku mau kerja saja. kebetulan aku dimasukin kerja di perusahaan temennya bapa. " ucap Gita menjelaskan.
"Syukurlah....kalian sudah punya rencana dan cita-cita yang hebat, mudah mudahan terkabul semuanya ya....."..kata mami mendo'akan mereka.
"Muna, kasih minum temenmu dong..., mami ke dalam dulu ya...." kata mamiku sambil pergi ke ruang belakang.
" Ya mam....." kataku mengiyakan.
Akhirnya kami berbincang melepas kangen. kami ngobrol lama. banyak yang kami bicarakan, tentang masa belajar di SMA, saat ujian, ngomongin tugas tugas dan kami berbicara semua hal, termasuk berbincang tentang pengalaman cintanya masing masing.
" Mun si Akbar masih suka kesini ? " tanya Amel.
" Jarang sih, terakhir kemari dua minggu yang lalu waktu ada hujan.
" Pasti ngajak jalan jalan ya....? tanya Gita menyelidik.
" Ya, kami jalan jalan ke taman kota, sekedar ngobrol ngobrol saja,..." kataku menjelaskan.
" Jadian emang ? " tanya sofi
" Ngga lah, Akbar ma aku cuma temenan, cuma dulu memang Akbar ma aku sering pulang bareng saja.
" Oh kirain....." ucap gita tidak meneruskan.
kami semua tertawa dan kami bahagia sekali.
maklum kami kangen pada saat bersama pada masa masa SMA dulu.
" Dua minggu lagi pengumuman nih..." kata ku pada mereka memberitahu.
" iya Mun, gue deg deg gan nih takut ga keterima dijurusan ekonomi...". jawab sofi tidak percaya diri.
" Ya mudah mudahan kita lulus semua ya..biar bisa kuliah sesuai dengan jurusan yang kita mau." kataku menghibur
" Aamiin yra....." semua kompak berbarengan mengamini.
Setelah lama berbincang melepas rindu, akhirnya temen temenku pamit pulang.
Aku mengantarkan mereka sampai halaman pagar.
" Daahhh Muna, ..sampai ketemu lagi ya...." kata mereka sambil melambaikan tangan.
Hari demi hari berganti, dua minggu pun telah berlalu. dan pengumuman seleksi ke perguruan tinggi pun diumumkan.
" Mam, hari ini seleksi masuk ke perguruan tinggi akan diumumkan...do'ain ya mam....mudah-mudahan Muna diterima..." ucap aku pada mami minta dido'akan.
" Pasti lah nak, ..berdo'a saja. ..' kata mamiku
memberikan semangat.
Tepat pukul dua siang, aku ditelfon oleh Amel.
" Mun, hasil seleksi sudah keluar dan sudah bisa diakses..." Amel dengan penuh semangat menginformasikan padaku bahwa pengumunan hasil seleksi ke perguruan tinggi sudah dibuka dan dilihat.
Aku segera bergegas ke kamarku mengambil laptop dan membukanya. Dengan hati yang tak tenang, tangan sedikit bergetar, aku sudah tidak sabar lagi ingin mengetahui hasil seleksi di pengumuman itu.
Setelah kubuka hasil pengumuman itu.
" Alhamdulillah...." , aku lulus dan diterima di jurusan kedokteran salah satu perguruan tinggi negeri di Bandung.
Saking seneng dan girangnya, aku lompat dari kasur dan keluar dari kamar aku lari mencari mami.
" Mamiiii...." teriaku sambil menuju mami yang sedang duduk di ruang tv.
Mamiku kaget, melihat aku lari dan teriak teriak.
" Ada apa Muna..? " tanya mami bingung
" Mami aku luluuuuus....." ucapku dengan suara yang ngos ngosan dan penuh kegirangan...
" Alhamdulillah, ...syukurlah Muna. ..." mamiku tak meneruskan ucapannya. matanya tampak jin berlinang. terharu, bahagia mendengar anaknya lulus seleksi. tak terasa air matanya tak tertahan menetes di pipinya.
Aku memeluknya erat erat, aku menangis, aku terbawa suasana. sampai aku tak bisa berkata kata kata lagi, mamiku pun memeluk aku sangat erat kemudian memegang dan menciumi kepalaku seperti mendo'akan sesuatu.
" Anak kesayangan mami sekarang sudah menjadi seorang mahasiswi, ....selamat ya anaku..." mamiku kembali menciumiku, mencium keningku, mencium pipiku..
" Telfon papimu nak...biar papimu tahu,
senang dan bahagia mendengar berita ini.
Dengan hati yaag bahagia, penuh sukacita, aku telfon papi.
" Halooo papi, ...." ucapku memanggil papi, masih dengan suara yang bergetar dan terbata bata.
" Hai, ada apa Muna...? " tanya papi
" Papi aku luluuuuusss... diterima dijurusan kedokteran .." tak kuat menahan perasaan, aku pun menangis bahagia ditelefon.
" Wah hebat anak papi...tapi kenapa menangis ? saking senengnya ya. ... " kata papi. aku semakin tak kuat air mata bahagia pun terus menetes mengikuti suara detak jam dinding yang menempel.
" Ok, ntar sore papi ijin pulang ke Bandung ya...kita rayakan kelulusan mu ya...." kata papi.
Papiku tahu dan faham betul, kalau anak gadisnya butuh pelukan, dan dekapan seorang ayah saat merayakan kelulusannya.
Mami dan papiku tentu akan semakin merasa bahagia, anaknya sekarang bukan lagi anak sekolah dengan seragam abu putih. tapi sekarang seorang Muna sudah menjadi seorang Mahasiswi. Mahasiswi jurusan Kedokteran.
***