Setelah menonton perlombaan Fazri, dan Fazri memberikan hadiah nya kepadaku, aku mulai bertanya tanya lagi. Kenapa aku yang di pilihnya untuk menggunakan hadiah itu, kenapa enggak orangtuanya?
Ahh sudahlah, jangan sampai aku kesiangan pergi ke sekolah hanya karena mikirin ini pagi-pagi. Aku pun bergegas pergi ke kamar mandi untuk mandi, lalu sholat, dan tidak lupa sarapan dulu sebelum berangkat ke sekolah.
Jam 6.15 AM
Tidd.. tidddd.... suara klakson motor Nisa sudah menggema di rumahku. Aku pun langsung menghampirinya dan tak lupa berpamitan dulu kepada umi.
*****
Di sekolah.
Aku yang tengah berjalan bersama Nisa pun tersentak kaget, karena tiba tiba Fazri melewatiku dan kembali dingin seperti biasanya.
"Hihhh kenapa sih tu orang" Ucapku sambil memilin milin ujung jilbab ku.
"Kenapa sih Ra" Ucap Nisa.
"Ehh kedengeran ya? Kirain aku ngomong di hati aja hehe"
"Nis kamu barusa liat gak?"
"Liat apa?"
"Fazri"
"Iya aku liat, emang kenapa lagi dengan cowo itu?" Tanya Nisa.
"Dia kembali menjadi Fazri yang dingin, setelah dia memberikan hadiah juaranya ke aku" Ucapku di sertai muka cemberut.
"Haha santai aja Ra, kan dia emng gitu" Ucap Nisa.
"Hmmm iya sih"