Chereads / CINTA SATU MALAM / Chapter 5 - Wanita Pelahir Anak

Chapter 5 - Wanita Pelahir Anak

Secara tegas Naya menolak perjodohan ini, "Ayah, aku tidak mau menikah dengannya.. dia terlalu tua untuk ku!"

"Naya!" bentak Roxi sambil menguatkan cengkraman tangannya di lengan gadis itu.

"Hm?" wajah Dion berubah pias, dia mulai kesal dan marah, "Apakah ini caramu mendidik seorang anak?" mendengus kesal.

"Tu- tuan Dion tolong jangan salah paham, seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya.. jika dia hanya sedang gugup saja, benarkan sayang?"

'Hah, sayang? Selama ini kalian hanya menganggap ku sebagai anak haram, kenapa mendadak memanggilku dengan begitu manis?' "Menjijikan! Pokoknya aku menolak pernikahan i -"

Plak!

Aditya secara gamblang langsung menampar wajah putrinya, dadanya kembang kempis mencoba untuk kembali menahan emosinya.

"Lancang!" pekik Aditya, "Dasar anak tidak tahu di untung, kau dan ibu mu memang sama-sama tidak tahu diri!"

Naya merasakan pipinya meremang ngilu akibat tamparan sang ayah, wajahnya berbekas merah tanda lima jari.

"Bukankah aku ini hanya anak haram yang tak diharapkan kelahirannya? Bukankah masih ada kak Nana yang bisa menikah dengannya?!" menuding wajah Dion dengan kesal.

"Diam kau, Nana punya masa depan yang jauh lebih cerah darimu." balas Roxi tak terima jika adiknya itu di cemooh.

"Hm, lepaskan!" menepis tangan Roxi, "Hei kau pria tua Bangka!" serunya memanggil Dion, "Asal kau tahu saja, semalam aku sudah tidur dengan seorang pria. Dia adalah pria pertama yang meniduri ku, merenggut kesucian tubuh ku ini.. dan jika kau masih ingin meneruskan pernikahan ini bukankah itu artinya sama saja dengan kau lebih menyukai barang bekas?"

Aditya dan Roxi pun seketika membelalak saat mendengarnya, 'Anak sialan, aku tadi menyuruhmu untuk bungkam!' sorot mata Roxi mengatakan hal itu.

"Pembohong!" Aditya yang mau mengangkat tangan untuk kedua kalinya pun langsung dihentikan oleh gemerisik sepatu pantofel.

Mereka semua menoleh kebelakang, Dion yang mulai berkeringat dingin saat melihat sosok pria itu pun mendadak nyali yang dimiliknya menciut.

"Tu - tuan muda Rendra?"

'Apa? Mengapa tuan muda Rendra bisa kemari?' tanya Aditya di dalam hatinya dengan kebingungan.

Sementara Roxi, "Siapa kau, kenapa berani sekali mengganggu?"

"Roxi, apa yang kau katakan? Jaga bicaramu!" tegas sang ayah.

Ars yang masih mengikuti langkah kaki Rendra dari belakang pun langsung mengambil tempat, "Kami datang untuk menjemput nona Kanaya."

"Sayang?" Naya memulai sandiwaranya dengan baik, lalu mendekat dan memeluknya. Dia menyibak rambutnya sendiri kebelakang dan memperlihatkan kiss mark yang ada dilehernya kepada Rendra.

Tuan muda itu mengernyit, 'Cih! Berani sekali dia!' lalu menoleh kesamping, alias ketempat Ars berdiri, "Ars?"

Ars mengangguk dan mengeluarkan sebuah dokumen, "Saham perusahaan Dion Group telah beralih ke tangan Galaxy Group."

"Tidak mungkin!" protes Dion, dia mendekat meraih dokumen-dokumen itu, "Ini tidak mungkin terjadi, bagaimana bisa saham perusahaan ku jadi seperti ini.."

Dia mulai panik dan tak terkendali, membuatnya segera pergi meninggalkan kediaman Anggara.

"Tuan muda?" ayah dan sang kakak itu pun mulai mencari muka.

"Naya, kenapa tidak bilang sejak tadi jika kau sudah memiliki kekasih, dan dia adalah tuan muda Rendra." ucap sang ayah dengan mencari muka.

Siapa yang tak mengenal tuan muda yang satu ini? Perusahaannya ada dimana-mana, memiliki lima cabang perusahaan yang tersebar di berbagai kota Negara.

Rendra diam sejenak lalu menatap Naya yang memejamkan kedua matanya, kedua tangannya memeluk erat tubuh kekar Rendra.

Dia menuliskan sesuatu dengan jarinya di punggung Rendra, T-O-L-O-N-G itulah satu persatu huruf yang ia berikan.

"Saham sudah beralih, dan itu artinya hanya aku yang bisa menyelamatkan perusahaan kalian."

"Tuan Rendra tolong kasihanilah kami, kami sudah bekerja keras agar bisa mempertahankan perusahaan yang telah dibangun mulai dari nol." sertu Aditya.

"Hm, bagaimana menurutmu?" tanya Rendra sembari mengangkat dagu Naya, "Apakah menurutmu aku harus menolong seseorang yang bahkan hampir memaksa wanitaku untuk menikahi seorang pria tua?"

"Aaaa.. tuan, sepertinya sudah terjadi kesalahpahaman diantara kita.." imbuh Roxi menimpali, "Naya, seharusnya kau dari awal memberitahukan kami jika dirimu sudah punya kekasih.. tuan muda tolong maafkan kami, kami benar-benar tidak tahu."

"Ars, kau urus sisanya."

"Tuan hanya perlu mempercayakannya saja kepada saya."

"Hm."

Rendra membalikan tubuhnya bersamaan dengan Kanaya, mereka berdua melangkah bersama meninggalkan ruangan itu. Lalu, Ars juga mengikutinya dari belakang.

Dua wajah pria yang arogan itu benar-benar membuat muak, tapi mereka bisa apa?

Hanya dia-lah tuan muda yang saat ini bisa menyelamatkan perusahaan mereka.

***

Mereka bertiga masuk ke dalam mobil, dan Ars segera melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

Ditengah jalan, "Hentikan mobilnya."

Ars hanya mengangguk dan segera menepikan mobilnya dipinggir jalan.

'Kenapa mobilnya berhenti?' Naya menatap bingung, apakah itu artinya mereka akan menurunkan dirinya ditengah jalan?

"Keluar!"

"Kenapa menurunkan ku ditengah jalan?"

Rendra hanya melirik Naya dengan ekor matanya, mengira jika perintah itu diberikan untuk si gadis cantik tersebut namun kenyataannya tidak.

Yang keluar dari mobil itu adalah Ars, untung saja kondisi jalan yang mereka lalui sepi.

Di dalam mobil itu Rendra mendadak merebahkan Naya dibawah kungkungannya, jok mobil yang mereka duduki sangatlah mendukung untuk mereka bercinta.

"Ma- mau apa kau?" panik.

"Mau apa? Bukankah aku sudah menolong mu?"

"Apa... kau ingin uang, kan? Aku bisa memberimu.." dia merogoh cek yang tadi diberikan kepadanya saat berada di dalam kamar Gold S VVIP.

"Cek itu aku yang memberikannya, aku bukan tipe orang yang bisa menerima barang pemberianku sendiri.. bagaimana jika kau membayarnya dengan tubuhmu?"

'Ah, sial..'

Wajah cantik dan manis Naya mendadak merona merah padam, saat Rendra mulai memsakukan tangannya dan menarik celana dalamnya.

"Ja- jangan! Kau bajingan, iblis, lepaskan aku.. atau aku akan berteriak."

"Lakukan saja, kau fikir siapa yang akan melintasi jalanan ini?"

'Sial! Sial! Sial' "Emh..." Naya mengernyit sakit saat Rendra mendorong masuk kejantanannya dengan sekali hentakan, "Sa- sakit.."

"Tidak akan sesakit malam pertama kita, kuharap kau tidak akan pernah melupakannya. Tidak melupakan bagaiamana cara kita bercinta dengan hangat.."

Rendra membungkam bibir ranum Naya, menggigit bibirnya agar gadis itu mau membuka mulutnya.

Lalu memasukan lidahnya kedalam mulut Naya, mengulumnya sembari tangannya yang meremas-remas bagian dada Naya yang besar dan empuk.

Hampir kehabisan nafas, Naya menggigit lidah pria itu.

"CK! Kenapa kau menggigitku?" kesal, tapi kembali tersenyum saat Naya memejamkan kedua matanya.

Sepertinya Miss V nya itu sudah mulai terbiasa dengan kejantanan Rendra yang sejak tadi keluar masuk, kenikmatan yang seolah sedang membara didalam tubuh mereka bak kembang api hias yang memenuhi langit malam.

Desahan mereka saling bersautan, semakin lama Rendra pun semakin mempercepat tempo permainannya.

Membuat Naya kembali mengernyit sakit, jemari mereka saling meremas hingga akhirnya kepuasan yang mereka dapatkan begitu membuncah.

Cairan kental itu mengalir dan menyeruak masuk kedalam rahim Naya untuk yang kedua kalinya.

Tubuh gadis itu benar-benar lemah, hampir kehabisan tenaga.

Sekali lagi, tubuhnya kembali dipenuhi jejak kepemilikan Rendra.

"Jadi wanitaku dan aku akan melindungimu, dengan syarat dalam satu tahun kau harus bisa memberiku seorang anak... tanpa pernikahan, karena aku sudah memiliki seorang tunangan."

"Cih! Kau pikir aku ini wanita pelahir anak?" Naya terkekeh, dia mencoba bangun sesaat setelah Rendra menarik diri darinya, "Mudah sekali hidupmu."

"Kau fikir dengan kondisimu yang sudah tidak perawan seperti ini, masih ada pria baik-baik yang ingin menikahimu?" Rendra mulai memakai pakaian untuk menutupi kulit putihnya, "Pria mana yang mau melakukannya setelah tahu kau adalah wanitaku?"

"Menurutlah dan kau akan mendapatkan imbalannya." lanjut Rendra sembari mencengkram rahang Naya, kemudian melumat bibirnya.

'Sejak saat itu, diriku sudah hancur.. sehancur-hancurnya..' air matanya mengalir, bahkan dirinya pun tak pernah menyangka akan bertemu dengan pria penguasa Negeri ini, dengan menjadi wanita pelahir darah dagingnya.

Menjadi ibu dari anaknya, tapi tidak akan pernah menjadi istrinya.