Di halaman belakang kediaman Udrea….
Adrian duduk bersandar pada kursi taman yang terletak di tengah rerumputan. Kuncup bunga yang masih berwarna hijau tersebar di berbagai sudut taman itu, bersiap-siap untuk mekar karena musim semi sudah mulai menyapa.
Ia mengambil secangkir teh panas di atas meja bundar di sampingnya dan meneguknya tanpa melepaskan pandangannya dari langit malam yang sedikit mendung. Langit itu bagaikan dapat membaca perasaannya membuat ia menghela napas sedih.
Padahal ia bermaksud mencari suasana baru untuk menghibur hatinya. Jika ia terus melihat langit mendung seperti ini, perasaannya akan menjadi semakin berat.
Alasan dirinya menjadi seperti ini tidak lain tidak bukan adalah Sophia.