Alex menaiki jalanan bukit yang tidak rata dan menanjak, menatap penuh kecemasan terhadap Yuki yang berjalan di depannya dengan wajah pucat pasi. Ia dapat melihat bulir-bulir peluh mengalir jatuh membasahi kening Yuki membuat hatinya seperti ditusuk ribuan jarum.
'Istriku baru saja melahirkan dan kalian sudah mempekerjakannya di tengah cuaca yang begitu dingin!' Teriaknya dalam hati tapi ia tidak bisa mengucapkannya membuat ia sangat stress hingga ingin menarik seluruh rambutnya.
Ketika gedoran pintu yang begitu buru-buru dan penuh semangat itu terdengar, Yuki buru-buru bangun. Menahan seluruh kesakitan habis melahirkan, ia memindahkan bayi tersebut ke dalam dimensi spatialnya lalu menyuruh Alex keluar dari jendela menggunakan matanya.
Alex ingin menolak tapi jika ia bersikeras, ia hanya akan membuat Yuki celaka.
Dengan berat hati, Alex meloncat keluar dari jendela sementara Yuki, dengan bantuan Toma, merapikan pakaian tipisnya lalu membuka pintu.