Home
"Nona selamat datang kembali"
"Hm"
"Nona, Tuan menunggu anda diruang kerja"
"Ne"
EunSong melangkah keatas perlahan-lahan sambil menebak pikiran Ayah ia.
'Pasti soal laporan perselingkuhan Remi'
'Tok... tok... tok...'
"Masuk"
"Annyeonghaseyo, Appa" EunSong membungkuk hormat dan duduk.
"Appa telah menerima laporan dari bodyguard pribadi kamu dan berita soal perselingkuhan Remi"
"Ne"
"Dan alat perekam ini akan menjadi bukti kuat keluarga Lee kita saat dipengadilan sehingga tidak akan berdampak berat" Tn. Lee Sam menunjukan bross kecil ladybug.
"Jadi, bagaimana selanjutnya Appa?"
"Konferensi pers soal pemutusan pertunangan akan dilakukan besok. Jadi, Appa sudah mendapat ijin soal ketidakhadiranmu"
"Ne, kamsahamnida Appa"
"Euhm. Song'er, maafkan Appa Eomma ne" Tn. Lee Sam menatap lembut.
"Waeyo, Appa?"
"Appa salah mengambil keputusan secara sepihak soal calon suami masa depan kamu. Appa pikir dirimu dan Remi sangat cocok dinikahkan karena sejak kecil kalian berdua sangat akrab"
"Makanya Appa merundingkan dengan Abeoji soal pertunangan kalian"
"Aniyo, Appa. EunSong tidak mempermasalahkan dan itu hanya sekedar kejadian lalu. EunSong selalu memaafkan Appa Eomma" EunSong tersenyum kecil agar sang Ayah tidak terlalu mengkhawatirkan dia.
"Gomawo, Song'er" Tn. Lee Sam menghembuskan nafas lega.
"Appa, EunSong ingin menenangkan diri dulu ne"
"Ne, hati-hati. Jangan lupa ganti baju terlebih dulu"
"Euhm"
EunSong hormat sekilas dan melangkah kekamar.
Kamar
'Memang sedikit menyesakkan. Mungkin ini reaksi kecewa alami dari tubuh EunSong yang asli'
'Pasti Ayah EunSong ngira jika gue menyalahkan dia'
"Nayun"
"Ne, Nona" Nayun membungkuk hormat menunggu instruksi.
"Tolong siapkan air hangat seperti biasa"
"Ne"
EunSong memilah-milah pakaian yang akan dikenakan keluar.
'Wow.... this is so amazing... :-). Ini lemari pakaian ape gudang pakaian modis?? Widih ini mah namanya beneran Holkay. Yes! Gue bisa ngerasain baju mehong..... wehehe....'
"Nona, bak mandi telah siap"
"Euhm, kamsahamnida Nayun"
Setelah menemukan pakaian pilihan ia, EunSong bergegas mandi.
5 minutes later.....
"Appa, EunSong pergi lebih dulu" Ucap EunSong melihat sang Ayah menuruni tangga.
"Ne, hati-hati, sampaikan permintaan doa untuk keluarga kita ke Pastor Feng"
"Ne"
EunSong meninggalkan halaman bersama sopir pribadi ia dan bodyguard.
'Hm.... semoga gak dosa aje gue meski berpura-pura berdoa pas kegereja entar'
"Nona silahkan" Bodyguard pribadi ia membukakan pintu.
"Kamsahamnida" EunSong membungkuk hormat.
'Wow.... gede bener nih gereja plus nuansa bangunan nya kayak abad pertengahan Eropa.....'
"Selamat datang, Nona Song" Sambut pria berpakaian pastor (imam gereja).
"Ne, kamsahamnida Pastor Feng"
"Ne. Tumben sekali Nona datang kemari saat jam makan siang?, apa ada masalahkah?"
'Nih Pastor ngerti aje ye soal kondisi EunSong'
"Ne, Bapa. Akhir-akhir ini hawa buruk menimpa saya dan tadi pagi kejadian yang sangat buruk menimpa saya"
"Hm.... saya sedikit berduka atas kejadian buruk yang menimpa anda"
"Bapa, ada permohonan doa dari Appa saya untuk keluarga"
"Baiklah, silahkan duduk terlebih dulu. Saya akan mendoakan"
"Ne"
Suasana pun berubah khimat, dan EunSong aka Rena berpura-pura mengikuti lantunan doa dari Pastor.
Mendadak dia merasakan sebuah tatap mata ke arahnya lebih tepat ke punggung ia. EunSong sangat gelisah dan merinding saat merasakannya.
Beberapa menit kemudian, aktivitas doa telah selesai dilantunkan. Pastor Feng mengundurkan diri kembali ke ruang pengakuan jemaat.
Suasana kembali sepi, EunSong memberanikan diri melihat sekitar untuk mencari tatap mata yang diarahkan ke punggung.
'Wait, sejak kapan ada pria disana? Bukannya tadi hanya ada diri gue dan Pastor Feng? Jangan-jangan..... lah ngapa jadi mikir horor eit dah' EunSong menepuk jidat.
"Bahahaha.... ngapain kamu nepuk kepala kamu? Kamu sangat aneh" Lelaki yang tengah bersandar di dinding, membuka suara.
EunSong memasang wajah dingin menghadapi lelaki tidak dikenal didepan ia.
"Maaf, anda berbicara pada saya?" Tanya EunSong dengan nada sarkasme.
Lelaki itu seketika berhenti tertawa dan perlahan melangkah mendekat.
Bentuk wajah oval, mata almond cokelat gelap, hidung mancung, bibir seksi sedikit kemerahan, dagu lancip menambah kesan gagah, rambut hitam yang sedikit berantakan dengan pangkasan modern, kulit seputih salju, bentuk tubuh atletis dengan pundak sedikit lebar dibalut kemeja putih dengan dasi hitam panjang dan jas biru tua yang tidak terkancing, kaki jenjang sedikit ramping yang memakai celana senada, dan sepatu hitam pantofel, saat berjalan tegap menjadikan dia sosok tegas dan sangat sempurna bak model berjalan diatas catwalk.
EunSong (Rena) sedikit terpukau dengan sosok lelaki didepan ia hingga melupakan menanyakan tujuan lelaki tersebut. Lelaki itu berhenti tepat didepan ia dan menatap lekat-lekat. Tatapan lelaki tak dikenal itu membuat EunSong tersadar dan segera melangkah mundur karena jarak antara ia dan dia sangat dekat.
Senyum geli terlihat diwajah lelaki tersebut karena respon lambat EunSong.
"Aapaaa mau anda?!"
"....."
"Kenapa tidak menjawab?! Apa anda bisu?"
"Tidak. Aku adalah orang normal"
"...."
"Jadi, Lee EunSong, berita perselingkuhan tunanganmu itu apa benar?"
"Siapa Anda?!!!! Kenapa bisa tau nama saya??!!!! Dan urusan anda menanyakan berita itu untuk apa???!!!!" EunSong perlahan melangkah mundur.
"Ck. Kenapa pertanyaan ku malah ditanyain balik? Aku hanya penasaran soal kebenaran berita perselingkuhan, itu saja" Lelaki itu semakin melangkah mendekat meski EunSong terus-menerus melangkah mundur.
EunSong berhenti melangkah dan dengan berani menghadapi lelaki tak dikenal didepan ia. Lelaki itupun ikut berhenti menunggu jawaban dari nya.
"Maaf, bukan urusan anda. Dan mohon maaf saya tidak ada kebutuhan dengan anda. Permisi" EunSong mencoba melewati lelaki didepan ia, tapi lelaki itu menghadang jalan keluar nya.
"Jawab dulu, jangan mengelak ataupun mencoba kabur dariku"
EunSong tidak bisa menahan amarah karena sikap lancang lelaki itu kepadanya. Hingga akhirnya tinju melayang diwajah rupawan lelaki itu.
'Buk...'
Lelaki itupun kaget melihat wajah nya terpukul keras dari seorang gadis yang dikenal sifat dan sikap lemah lembut, ramah tamah kepada setiap orang yang ditemuinya meski baru kenal.
"Anda sangat lancang memaksa saya untuk memberikan jawaban atas pertanyaan anda! Anda siapa saya memerintah?! Anda dan saya tidak ada hubungan! Saya tidak mengenal anda! Jadi, harap minggir!!!"
Perlahan ekspresi terkejut terganti dengan ekspresi dingin lelaki itu.
"...."
"Minggir!!!"
"Tidak"
"Cepat minggir!"
"Tidak"
"!"
"√"
"Bodyguard!"
Sosok besar tegap melangkah masuk ke dalam gereja.
"Ya Nona?"
"Tolong singkir kan orang ini! Saya ingin pulang" EunSong menunjuk lelaki didepan ia.
Pandangan bodyguard mengikuti arah telunjuk yang dimaksud, dan wajah sang bodyguard sedikit berubah ketakutan melihat orang yang dimaksud. EunSong melihat ekspresi tidak beres bodyguard nya langsung kesal karena tidak direspon permintaan dia.
"Cepat!!!!"
"Baiklah...Nona"
"Tuan Han, harap pengertian dengan keinginan nona saya" Pinta bodyguard dengan nada sopan dan sedikit ketakutan.
"?" EunSong sangat bingung dengan sikap yang ditunjukkan bodyguard pribadi ia karena biasanya tidak pernah seperti ini.
"Baiklah, tapi ada satu syarat" Ucap lelaki yang dipanggil Han kepada EunSong.
"Mwo?!"
"Berikan nomor Hpmu" Ucap Han dengan santai di iringi smirk.
"Ani!"
"Tolong tinggalkan kami berdua"
"Baik, Tuan Han"
"Baik, Master"
2 sosok bodyguard keluar gereja. Meninggalkan dia dengan EunSong.
"Kau!!!!!"
"Kan sudah kubilang, berikan nomor hpmu dan kamu bisa pulang" bisik Han.
"YAKKK!!!! Sudah aku bilang Tidak ya TIDAK!!!!!!"
"Egois sekali dirimu, baiklah kalau itu maumu, aku akan....."
"Mwo???!!!! Jangan berani mendekatiku!"
"Lihat saja....." Smirk sekali lagi terlihat diwajah Han.
EunSong melangkah mundur, mencoba menjaga jarak aman. Tapi karena keterbatasan ruang, dia terpojok.
"Baaaiklah, aku akan memberikan nomor Hp"
Aksi menggoda Han terhenti dan dia tersenyum senang melihat rencana ia berhasil. Setelah dia mendapat nomor Hp EunSong, dia langsung berjalan keluar gereja. EunSong segera menyusul keluar dan bergegas masuk ke mobil.
Ekspresi murung terlihat diwajah EunSong dan udara didalam mobilpun sangat dingin. Bodyguard pribadi ia tidak berani berbicara karena kesalahan yang diperbuatnya. Sang Sopir pun hanya bisa menghela nafas dan menginjak pedal gas meninggalkan lingkungan gereja.
Home
"Selamat datang kembali, Nona"
"...."
Ny. Song Eunsa melihat ekspresi putri nya menghampiri dan menanyai hal yang membuat dia murung. EunSong langsung mengeluh sambil memeluk erat Ibunya. Setelah paham dengan situasi putri kesayangannya, dia hanya menyuruh EunSong menghindari seseorang bermarga Han meski orang itu telah memiliki nomor Hpnya.
"Waeyo, Eomma? Apa orang itu jahat?"
"Ani, hanya saja keluarga Han itu..... Pokoknya kamu kalau bertemu ataupun berpapasan harus menghindar bagaimanapun caranya" Pengingat dari Ny. Song Eunsa membuat EunSong curiga.
"Tapi....."
"Gak ada tapi, Song'er. Keluarga Lee kita tidak bisa menyinggung orang itu, meski keluarga Lee kita kuat. Dimata orang itu, kita hanya sebutir debu"
"Ne, Arraseyo Eomma"
"Kamu lapar? Eomma sudah meminta HwaHee ahjuma memasak hidangan kesukaanmu"
"Ne"
Mata EunSong melebar saat melihat makanan yang disajikan dimeja. Ny. Song Eunsa tersenyum saat menyerahkan sepiring nasi daging asap babi asam manis untuknya. EunSong (Rena) sangat takut memakan makanan yang disajikan Ibu nya.
"Wae? Apa kamu tidak suka? Ini makanan favorit kamu"
"Ani, Eomma. EunSong senang melihat makanan favorit ini. Gomawoyo, Eomma"
"Euhm"
Perlahan EunSong berdoa agar tidak haram saat memakan hidangan itu.
'Ya Allah, maafkan Hambamu ini. Semoga tidak haram meski tau ini daging sangat diharamkan didalam agama Islam, tapi Hamba terpaksa karena keadaan. Bismilahirohmanirohim'
"Selamat makan"
Ny. Song Eunsa dan EunSong memakan perlahan hidangan. Dan beberapa menit mereka selesai makan siang. Tiba-tiba sekujur tubuh EunSong terasa sangat gatal.
"Waeyo, Song'er?" Ny. Song Eunsa langsung berdiri dan memeriksa keadaan putrinya.
"Eomma, badan EunSong sangat gatal dan EunSong tidak bisa bernafas lancar.... ha.... haaa...." Keringat perlahan terlihat diwajah pucat EunSong.
Ny. Song Eunsa langsung menyuruh Nayun menelphone ambulans. Seketika keadaan damai menjadi kacau balau. EunSong langsung masuk kedalam ambulans didampingi Ibu. Tn. Lee Sam yang sedang mengadakan rapat, mendapat laporan keadaan putri kesayangan langsung menghentikan rapat dan bergegas ke rumah sakit.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
S. City A Hospital
"Bagaimana bisa putri kita begini?"
"Aku tidak tahu, saat selesai makan siang dengan hidangan favorit dia, tiba-tiba wajahnya langsung pucat pasi, keluar bintik gatal-gatal kecil di seluruh tubuhnya, dan dia tidak bisa bernafas normal"
"Daging babi asap asam manis?"
"Ne... hiks... hiks....."
"Sudahlah, jangan saling menyalahkan. Lebih kita banyak berdoa agar tidak ada keadaan serius pada putri kita" Tn. Lee Sam mencoba menenangkan Istrinya agar tidak memikirkan hal-hal aneh soal putri mereka.
6 minutes later...
Dokter yang menangani EunSong segera keluar dari UGD dan menghampiri keluarga Lee.
"Dokter, bagaimana keadaan putri saya?"
"Tidak baik, Tn. Lee. Putri anda terkena alergi akut yang membuat pernafasan sesak. Sebelumnya putri anda memakan hidangan apa?"
"Hiks.... dia hanya memakan hidangan favoritnya, Dok. Daging babi asap asam manis. Itu saja"
"Nona Lee mengalami alergi sindrom lemak hewani. Jadi, mulai sekarang putri anda dilarang memakan hidangan yang mengandung lemak hewani Babi. Tapi, dia boleh memakan daging Sapi atau yang lain. Asalkan menghindari memakan daging Babi"
"Ne, arraseyo Dok. Kamsahamnida atas pengingat ramah anda"
"Putri anda telah kami pindahkan keruang bangsal VVIP. Saya undur diri terlebih dahulu"
"Ne, kamsahamnida Dokter"
VVIP Room
"Mianhaeyo, Song'er. Eomma janji tidak akan menyuruh HwaHee ahjuma menyajikan hidangan itu lagi" Ny. Song Eunsa terisak melihat keadaan putri kesayangan terbaring diam diranjang Rumah Sakit.
"Sudahlah, Chagi. Ini bukan keasalahanmu ataupun ahjuma. Mungkin metabolisme tubuh Song'er sedikit bermasalah hingga mudah terserang penyakit"
"Tapi..... tetap saja, aku tidak bisa tenang, Sayang"
"Lebih baik kita keluar lebih dulu agar keadaan sekitar sini tenang"
Saat EunSong (Rena) terbaring, dia bermimpi kembali ketubuh aslinya.
"Rena, bangun. Mandi terus sholat Subuh"
"Bentar Ma...."
"Ya Allah anak ini dibangunin sholat malah bentar-bentar"
"Nih, udah bangunkan? Rena mau mandi, Ma. Jadi, Mama keluar dulu"
"Nah gitu dong, kan cantik. Ya udah Mama bangunin adik-adikmu dulu"
"Euhm"
"Ma"
"Apa, Cantik?"
"Rena kangen Mama, Papa, Adik Riki, Adik Abel"
"Loh-loh kok nangis? Mama sama yang lain tetep disini kok, gak kemana-mana"
"Ma.... Rena gak mau balik disana lagi.... 'hiks... hiks...' Rena pingin disini aja, disana gak enak, Ma"
"Disana mana? Dari kemarin kamu pas jatuh tersungkur pulang dari sekolah, tetep dirumah tuh. Malahan temenmu si Sari dateng main kesini"
"Disana Ma, jauh dari Indo. Apalagi Rena harus pergi ke Gereja buat ibadah. Rena gak mau balik lagi, Ma"
"Ini anak malah ngelantur, udah sana mandi dulu, takut gak cukup waktu sholat nya"
"Tapi, Ma....."
Tiba-tiba EunSong (Rena) menangis dan berteriak memanggil nama sang Ibu kandungnya. Tn. Lee Sam dan Ny. Song Eunsa mendengar teriakan putri mereka langsung bergegas masuk dan memeluk mencoba menenangkan EunSong.
Kedua mata EunSong (Rena) terbuka lebar dan melihat sekeliling, diapun menangis kembali. Tn. Lee Sam langsung mencari dokter atau perawat yang lewat agar memeriksa kembali putrinya.
"Bagaimana Dok?"
"Mungkin karena efek samping demam alerginya, jadi dia sedikit bermimpi buruk. Suruh Nona meminum obat ini agar lebih baik"
"Ne, kamsahamnida, Dok"
Tn. Lee Sam menghampiri Istri dan Putri nya. Dia memberikan obat ke EunSong agar segera meminumnya.
"Gomawo, Appa"
"Euhm, mulai saat ini, kamu harus menghindari semua makanan yang mengandung lemak ataupun daging babi. Mengerti?!"
"Ne, Arraseo"
"Anak pintar"
"Appa, EunSong bukan anak kecil"
"Kehehe.... bagi Appa sama Eomma, EunSong tetap Putri kecil keluarga Lee kami"
"Betul, Eomma setuju dengan Appa"
"Eomma....."
Keluarga kecil itupun bercanda ria hingga sang putri kesayangan mereka tertidur lelap.