Chereads / The pretty class / Chapter 3 - [Chap-2]

Chapter 3 - [Chap-2]

Brukk....

Danial memicingkan matanya tatkala ia melihat sesosok pria dengan kemeja biru muda berdiri di hadapannya.

"Lepas jaketnya" pinta pria tersebut.

"Kenapa pak?" Tanya Danial dengan santai.

"Kamu bukanlah pretty girl, jadi tidak ada hak bagimu menggunakan jaket di jam sekolah" ujar pria tersebut yang merupakan guru pembimbing The pretty class.

Danial hanya tersenyum miring saat mendengar ucapan pak Antonio.

"Kamu dengar ucapan saya tidak, Danial?" Tanya pak Antonio dengan nada tinggi.

"Apakah kita yang bukan pretty girl adalah seorang jalang yang terhina pak?" Tanya Danial dengan wajah datar.

"The pretty class adalah program khusus sekolah ini Danial. Tidak ada yang bisa merubahnya" ucap pak Antonio.

"Saya akan merubahnya" sahut Danial dengan tatapan yang sangat tajam.

Danial melepaskan jaketnya lalu memasukkannya kembali ke dalam tas.

"Kenapa kak Danial berdebat dengan guru itu hanya karena masalah jaket?" Batin gadis berambut panjang yang berdiri di sudut lobi sekolah.

****

Kring....

Jam istirahat telah tiba, seluruh siswi SMA Arginindra pergi ke kantin untuk makan siang. Gemuruh obrolan para siswi perempuan di kantin menjadi terhenti ketika mendengar pengumuman dari pengeras suara sekolah.

"Untuk seluruh siswi kelas 10 SMA Arginindra, segera berkumpul di ruang pemotretan sekolah" ujar orang tersebut dalam pengungumannya.

Para siswi kelas 10 mulai bergegas menuju ruang pemotretan sesuai perintah dari pengunguman.

Gadis berambut pendek yang sedang terduduk di sudut kantin dengan dasi yang terlepas mulai tersenyum miring.

"Kita mulai permainannya" ucap Danial dengan dirinya sendiri.

Semua siswa kelas 10 sudah berkumpul di auditorium sekolah, karena ruang pemotretan ada di dalamnya. Ketika mereka sedang sibuk mengobrol satu sama lain, suara pengumuman dari pengeras suara sekolah kembali berbunyi di dalam auditorium.

"Bersiaplah menjadi yang tercantik, bersiaplah menjadi yang paling sempurna. Kecantikan adalah segalanya bagi setiap perempuan. Segala keistimewaan dan kehebatan akan kalian dapatkan dengan senang hati jika kalian cantik. SMA Arginindra, sekolah dan asrama khusus perempuan yang berusaha memberikan pelayanan terbaik bagi anak perempuan, serta program khusus yang mengistimewakan dan mengutamakan hak-hak spesial bagi siswi-siswi tercantik di sekolah. Program yang telah berjalan selama 19 tahun ini merupakan kebanggaan bagi siswi-siswi tercantik di sekolah. Mereka mendapatkan banyak hal khusus yang tidak di dapatkan oleh siswi lain, mereka bebas dalam memilih gaya berpakaian, mereka pun akan mendapatkan posisi terbaik dan terhormat di sekolah ini. Program istimewa ini selalu di lakukan setiap tahun dan oleh setiap angkatan, program ini di sebut dengan The pretty class. Bersiaplah untuk menjadi The pretty girl berikutnya" ujar seseorang di balik pengeras suara tersebut.

Seluruh siswa kelas 10 langsung mengeluarkan perkakas make up mereka. Di antaranya mulai menyisir rambut, memakai bedak, memakai lipstik, dan merapikan pakaian mereka. Setelah mendengar pengumuman tersebut, semua siswi perempuan sangat menggebu-gebu untuk bisa menjadi sosok tercantik di sekolah Arginindra.

Keistimewaan-keistimewaan yang di janjikan kepada The pretty girl sangat menjanjikan. Mereka semua berusaha menjadi yang tercantik dan terbaik.

Satu persatu siswi memasuki ruang pemotretan untuk di ambil gambarnya. Nantinya, foto dari setiap siswi kelas 10 akan di serahkan kepada pengurus program The pretty class untuk mendapatkan penilaian dari mereka siapakah yang tercantik dan pantas untuk menjadi pretty girl berikutnya.

****

Danial sedang berkutik dengan laptopnya. Sedangkan Farosha yang baru selesai mandi di sibukkan dengan tugas sekolah yang menumpuk. Tidak ada pembicaraan apapun di antara keduanya, sampai akhirnya rasa penasaran Farosha tentang program The pretty class tidak dapat lagi ia bendung.

"Kak Danial?" Panggil Farosha.

"Iya" sahut Danial.

"Kakak tau tentang program khusus The pretty class?" Tanya Farosha yang seketika membuat Danial menutup laptopnya.

"Siapa yang gak tau The pretty class di sekolah ini" sahut Danial dengan santai.

"Sekeren apa kalau kita bisa bergabung di The pretty class?" Tanya Farosha penasaran.

"Keren banget" ucap Danial.

"Untuk orang-orang bodoh" lanjut Danial.

"Kenapa?" Tanya Farosha.

"Bergabunglah dengan The pretty class, kamu akan tau sendiri kehebatannya" ujar Danial dengan senyuman kecut.

"Kenapa kakak kelihatan benci banget sama program The pretty class?" Tanya Farosha.

"Saya membenci apapun yang membuat orang lain merasa dirinya tidak berarti" ujar Danial sambil menatap papan tulis mininya tersebut.

Farosha tertegun mendengar perkataan Danial. Sepertinya gadis tomboy itu tau banyak tentang program khusus ini.

Sejujurnya Farosha sangat tertarik dengan program The pretty class, tapi mendengar perkataan Danial sepertinya ada yang janggal dari program khusus tersebut.

****

Pagi ini Danial keluar kamar asramanya dengan menggunakan sweater hitam miliknya. Farosha yang melihat hal demikian, langsung bertanya kepada Danial.

"Kakak pakai sweater?" Tanya Farosha saat merapikan tasnya.

"Yang kamu lihat?" Balas Danial.

"Bukannya kemarin kakak kena tegur pak Antonio karena menggunakan jaket saat jam sekolah?" Ujar Farosha.

"Dari mana kamu tau?" Sahut Danial.

"Saya gak sengaja lihat kakak sama pak Antonio" balas Farosha.

Danial tidak menggubris ucapan Farosha, ia tetap menggunakan sweaternya keluar kamar.

Farosha mengikuti langkah Danial dengan hati-hati. Gadis itu merasa ada yang aneh dengan kakak kelasnya tersebut. Dia rasa, hanya Danial lah yang berani selalu tampil beda di sekolah, padahal sekolah telah melarangnya.

Danial pergi menuju lobi asrama khusus anak-anak The pretty class. Farosha yang mengikuti langkah Danial cukup terkejut ketika melihat betapa megah dan elitnya gedung asrama khusus untuk anak-anak The pretty class. Melihat hal tersebut  Farosha semakin ingin bisa bergabung dengan pretty girl yang lain.

Danial berhenti dan membalik tubuhnya ketika ia merasa ada sosok yang sedari tadi mengikutinya. Farosha yang sedari tadi terdiam di belakang Danial langsung bersembunyi di balik tembok.

Danial melanjutkan langkahnya dan berhenti di salah satu kamar, lalu masuk ke dalamnya. Farosha heran melihat Danial yang memiliki kunci untuk membuka pintu kamar tersebut. Gadis itu mendekati kamar yang di masuki oleh Danial.

Farosha melihat nomor dan pemilik dari kamar tersebut.

"Nomor 37 atas nama Danial Faresta Arianza kelas 10 IPS 2" ucap Farosha yang membaca tulisan di depan pintu tersebut.

Tiba-tiba pintu kamar tersebut terbuka, Danial tersenyum saat berhadapan dengan Farosha yang terlihat sangat kaku ketika melihatnya.

"Akhirnya kamu berkunjung ke markas The pretty girl Farosha" ucap Danial sambil tersenyum.

Farosha terkejut mendengar ucapan Danial barusan.

"Silahkan masuk" lanjut Danial sambil membuka lebar pintu kamarnya.

Dengan ragu, Farosha melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar yang memiliki fasilitas super mewah tersebut. Ukuran kamar tersebut cukup besar bagi Farosha, jika hanya di peruntukan untuk satu orang.