"Heh! Akhirnya kau yang membalik kata-kata mu sendiri. Kita memang tak akan pernah mengenal satu sama lain, sedikit pun,"
Nathan menghentikan ucapannya, hanya sekedar untuk menolehkan pandang pada sang kekasih.
Menggenggam telapak tangan kecil itu, Nathan memberikan senyumnya yang sangat tulus untuk Devan. Meyakinkan semuanya akan baik-baik saja.
.... Seorang pria menjadi kekasih ku, memang terkesan tak berdasar jika sebelumnya tak ada yang menarik pada dirinya. Aku hanya sedang jatuh cinta, bahkan sanggup menjungkir balikkan kepribadian ku sekali pun,"
Kali ini Nathan menatap pada kedua orang yang hanya duduk meringkuk mencari posisi aman, tak sengaja menatap pada wanita paruh baya yang memberikan sorot mata memelas.
.... Semua orang bisa berubah hanya karena cinta, kan? Tapi, aku sangat menyangkan pada siapa hati mu berlabuh, ketimbang pada sosok yang lebih segalanya dari mama ku, kau malah memaku pada wanita miskin yang murahan? Sungguh, apakah tak ada pilihan lain?"
Plakkk