"Kenapa kau tiba-tiba saja duduk dengan wanita itu?"
"Tak ada masalah, Nath... Dia kan salah satu kawan ku juga."
"Apakah kau lupa tentang ide konyol mu untuk menolak ku waktu itu? Apakah kau juga melupakan tentang dia yang mengaku menyukai mu setelahnya?"
Devan menghela napas panjang, lengan kecilnya terangkat untuk mengurut pelipisnya.
Ini sudah waktu pulang, dan Devan harus tertahan karena Nathan yang bertanya macam-macam hanya karena melihat pemandangan Meta dan pria mungil kekasihnya itu yang sedang tertawa lebar.
Kawan-kawan Devan agaknya masih tetap ingin mendampingi, duduk di masing-masing bangku dengan sebagian besarnya yang telah kosong. Mereka sangat cekatan untuk melepaskan kecurigaan Nathan tentang mereka yang menjadi penguping terang-terangan.
Devan yang tak kunjung menjawab, dan Nathan yang bertambah geram lantas menarik lengan kecil kekasihnya itu untuk di cengkram.