"Ternyata dia masih sedia datang untuk menjadi wali, Devan!" pekik seorang pria mungil yang tak sengaja bersuara keras. Para siswa yang ada di sekitarnya pun lantas menaruh minat dengan raut yang kompak kebingungan. Rifky yang ada di sampingnya pun lekas membungkam mulut kekasihnya yang membuat heboh.
"Apa maksud mu? Jelas saja kakak Devan harus hadir jika perwakilan orangtua tak ada."
"Kata-kata mu itu seolah menunjukkan jelas jika Devan dan pria dewasa itu sebenarnya orang asing. Katakan pada kami, sejujurnya! Apakah kawan kalian itu tak coba mempermainkan Nathan?"
Terlambat. Seorang pria yang merupakan kubu berlawanan dengan kelompok Devan pun lekas mengintimidasi. Jika Marco dengan keheranannya, maka lain hal dengan Sandy yang sudah mendesak kecurigaan.