"Bilang saja! Sebarkan saja, aku ingin lihat bagaimana reaksi kebaikan Mike terhadap ku. Aku yakin, kau menantikan hari itu, kan?"
Devan pun sontak menunjukkan senyum seringainya. Alih-alih menunjukkan sorot mata tajam yang melengkapi, remaja mungil itu malah menunjukkan sisi lemahnya lagi dengan berkas bayang buram yang menghalangi. Pandangannya di alihkan singkat dari sosok berbahaya di hadapannya kali ini. Sungguh, Devan masih sangat sensitif jika menyangkut tentang seseorang yang di sangkut pautkan oleh Bian.
Ingatannya masih lekat akan hari itu, saat pria yang masih di percayainya baik, tega merusak anggapannya selama ini. Hanya karena sebuah hasutan yang tak berdasar, membuat Devan menemukan kemarahan yang tak terduga dan menjatuhkannya pada titik terendah.