"Hei, kenapa kalian malah diam?"
Devan mengkode keempat kawannya yang terlanjur di beritahukan rahasia, remaja mungil itu memaksa mereka untuk tutup mulut. Bukan karena Milo yang datang tak di anggap, hanya saja keadaan yang tak mungkin lagi untuk Devan melanjutkan cerita.
Tepat di belakang pria berkacamata tebal itu, ada gerombolan penguasa sekolah dengan pandangan yang langsung menatap meja yang nampaknya sedari tadi menjadi sasaran intens dari seluruh siswa karena kegaduhannya.
"Tidak... Bukan apa-apa, Milo," sahut Meta yang dengan tanggap memberi jawaban. Senyumnya yang terukir dengan sangat lebar diiringi keempat pria lainnya yang melakukan hal yang sama. Milo yang melihat respon mereka pun tak bisa mengendalikan respon biasa, remaja berkacamata itu menjadi kebingungan saat ini. Jelas saja, kawan-kawan barunya itu menyimpan rahasia darinya.
"Benarkah?"