Devan menjadi gila mendadak, setelah peristiwa tanpa rencana itu di lakukan, Nathan malah semakin mudah untuk tertawa. Bahkan di saat pandangan mereka baru saja terbuka di pagi selanjutnya, sasaran pria jangkun itu bukan lagi netra bening dengan usahanya menatap objek dengan jelas, Nathan malah seperti seorang yang sangat cabul dengan terlalu intensnya ia memberi perhatian pada bagian tubuh yang ada di antara kedua kaki remaja mungil itu.
Plakk
"Hei, kau gila ya!" marah Devan saat Nathan yang lagi-lagi mencoba untuk memberi sentuhan pada bentuk kejantanannya yang di balut tersembunyi itu.
Sungguh, kali ini mereka ada dalam perjalanan ke sekolah. Fokus kendali Nathan pada jalanan depan seperti di sepelekan. Salah satu lengannya yang dengan bebal menyingkir dari setir kemudi malah seperti mencandu untuk terus menyentuh "milik" Devan.
