"Hentikan tindakan bodoh mu ini!" tegas Riki yang tiba-tiba menjelma menjadi pria yang sangat bodoh. Tubuhnya yang sedikit pun tak beralih dari titik awal, pandangannya yang malah terus meneliti jelas pada pergerakan jalang kecil itu. Tak bisa di tolerir lagi, kali ini gairahnya yang malah ikut terpanggil. Jangkunnya naik turun, menelan ludah yang mendesak ingin mengalir keluar. Bagian bawah miliknya yang tiba-tiba saja berdenyut.
Sial! Mana Riki yang pembenci seorang gay? Mana Riki yang berusaha keras menunjukkan kebenciannya pada sosok remaja mungil itu? Mana Riki yang rela memutus persahabatannya dengan Bian hanya karena memori buruk yang membuatnya memukul rata semua orang di lingkup menyimpang itu? Tak membuat kekerasan dengan memukul wajah pria yang menampakkan raut kepuasan karena perbuatannya sendiri, Riki malah ikut menikmati pertunjukan?