Bersama dengan sosok pria yang nampak sangat frustasi. Hidupnya kembali tak bergairah dengan tanpa sedikit pun kehadiran penyemangat yang di harapkan.
Rasa lapar di perutnya tak lekas membuatnya beranjak, kantuk yang mendesak untuk sekejap saja menyelam mimpi tak juga di turuti. Semua hal menyangkut tentang bayang-bayang kerinduannya pada seseorang. Di setiap sudut tempatnya seakan menjadi memori yang menghantui. Bahkan di dalam ruangan pribadi yang saat ini di tempati, pria itu masih sangat mengingat dengan jelas bagaimana netranya menemukan raut seseorang yang menatapnya khawatir. Hanya menyandar pada bilah pembatas, seseorang itu seperti menjaga jarak dari yang kekhawatiran lain yang tak sebanding.