Nathan menggiring orang lain untuk mengomentari buruk tentang kedekatan mereka. Gunjingan dan tawa mencemooh lagi-lagi hadir di telinga Devan yang sangat sensitif. Hatinya yang sangat rapuh jelas saja merasa sangat sakit, sebagian besar dari mereka jelas tak mengharapkan adanya perbedaan yang sangat menyimpang seperti hubungan sesama jenis.
Devan memahami cara berpikir setiap orang yang berbeda-beda. Kembali lagi, remaja itu tak bisa memaksakan kehendak orang lain untuk sepaham dengannya dan melihat dirinya yang asli tanpa kepura-puraan. Gay yang tumbuh sebagai kalangan minoritas hanya bisa memendam keinginan layaknya seperti kebesaan orang lain berekspresi. Tak bisa bergandeng tangan dengan tawa ceria di sepanjang jalan, tak bisa bermesraan seperti menggoda di depan publik dengan mengusap remahan makanan yang mengotori area sekitar bibir, tak bisa dengan jelas memperkenalkan kekasih yang berjenis kelamin sama sepertinya. Gay sepertinya sangat tersembunyi.