Hanya diam mematung, Devan tak bisa menggerakkan tubuhnya walau sekedar satu jarinya pun. Pandangannya menatap kosong pada pintu yang hanya berjarak beberapa jengkal saja darinya. Tanpa berkedip, rasanya netra remaja itu seketika memanas karena terlalu kering tersapu angin, kelopak matanya bahkan hanya bisa mendenyut. Pernapasannya masih sangat lancar, meski jantung yang memompa terlalu semangat membuat dadanya terasa sesak.
Apa ini? Setelah mengetahui dengan pasti sumber keributan yang di dengarnya adalah milik sepasang kekasih yang mencurahkan cinta, kenapa sosok remaja itu tak lekas beranjak pergi secepatnya? Apa yang dia lakukan sampai terlihat begitu intens menyimak ruang tersembunyi di balik berdirinya itu?
"Dev! Apa yang kau lakukan?"