Pagi itu seperti lebih panas, bukan karena matahari yang sudah menunjukkan gagahnya. Terang memang sudah membantu jarak pandang, namun kejelasan malah menampakkan keadaan yang sedang tak kondusif.
Banyak orang yang malah berkumpul pada satu titik, sisa yang lain malah menyebar di sekitaran lingkup, tak berniat meninggalkan area pertunjukan tanding.
Debu yang terangkat pun membumbung ke langit, berkumpul jadi satu dan membuat kumpulan besar yang membuat pengap.
Teriakan bersaut diiringi gemerisik gerak serampangan. Wajah tegang tak bisa lagi di elak, namun kebanyakan yang melihatnya juga tak bisa mengelak pekikan girang, siapa lagi penyebabnya kalau bukan Nathan?
Ya, pria itu membabat habis siapa pun yang menjadi lawan dalam permainan, bukan hanya yang bermasalah saja dengannya. Nathan yang menggila sudah menunjukkan taringnya. Kedua lengannya memukul siapa pun yang menjadi keinginanya.
Tak ada yang berniat melerai. Kawan-kawan Nathan bahkan hanya bisa menggarisi batas area.
