"Aku ingin sekarang!"
Kata-kata perintah yang membuat Devan lagi-lagi tak bisa berkutik. Pria mungil itu hanya bisa menatap Nathan yang duduk di sofa dengan datar. Napasnya seketika menderu dengan kumpalan asap ilusi yang membumbung tinggi lewat hidung dan juga kedua telinga. Netra Devan seketika ikut menunjukkan kobaran api yang siap melahap Nathan. Namun apalah arti gesture penolakan Devan saat pria dengan banyak gelang di lengan kirinya itu malah menunjukkan senyum lebarnya lagi.
"Hahhhh! Kau sangat menyebalkan!" teriak Devan frustasi. Pena yang digenggamnya seketika di hempas kasar ke meja. Devan berpaling tubuh untuk membelakangi pria itu.
"Hei, ayolah! Aku sangat ingin makan kuaci ini," tuntut Nathan yang kini kembali lagi pada tingkah menyebalkannya. Telapak kakinya yang tak bisa diam kembali menoel-noel tubuh bagian belakang Devan.