"Kenapa kau sering sakit saat bersamaku? Apa kau punya masalah? Hidup dengan ku, apa kau tak bahagia?" pertanyaan Mike malam itu membuat Devan memutar tubuh untuk menghadap pria dewasa yang kini memeluknya erat. Kedua telapak tangannya membungkam pernapasan, ia tak ingin Mike tertular olehnya. Memang tadi remaja itu sempat mengunci pintu melarang pria itu untuk tidur di kamarnya, namun dia adalah penguasanya, memangnya Devan bisa apa jika pria itu langsung menyusup dengan kunci cadangan?
"Tubuhku memang lemah, kenapa malah membawa kasus tak bahagia? Lagipula kau itu sudah seperti malaikat yang menolongku, bagaimana bisa aku tak bahagia?" balas Devan. Kepalanya mendongak untuk menatap Mike yang juga memusatkan perhatian padanya. Kedua telapak tangan yang menutupi sebagian besar wajah Devan itu pun lantas ditarik paksa Mike untuk lepas. "Jangan di lepas! Nanti kau juga ikut tertular...!" rengek Devan masih tetap mempertahankan bekapannya.