"Nath, ku mohon jangan seperti ini karena ku."
"Dia sudah sangat menyebalkan, selalu saja ingin mencampuri urusan ku. Terlebih dengan cara penghinaan nya kepada mu, jelas saja aku marah!"
"Ku mohon, tenanglah sedikit, Nath."
"Kau tau pria menggemaskan ini? Kau tau kenapa dia ada di tempat ini? Karena Devan adalah kekasih ku, apa kau dengar? Devan adalah kekasih ku!"
Situasi sudah tak bisa terkendali, terlebih semakin parahnya pancingan dari pria paruh baya bernama Andres itu. Menderet kata-kata buruk yang di tujukan pada sang kekasih, jelas saja Nathan sangat emosi.
Sedangkan dua sosok lain yang masih duduk di sofa, menjadi pemerhati jauh dengan kesedihan yang di tampakkan. Tak bisa begitu saja turut campur tangan, masih bukan siapa-siapa untuk kelancangan semacam itu. Sesekali saling berpandangan, wanita yang jauh lebih tua memberikan penenangan dengan lengan keibuannya yang mengusap surai sang anak.