"Kau yang menggoda ku lebih dulu. Jika setelah milik ku merajam lubang kecil mu dengan kasar. Ku harap kau tak akan merengek kesakitan dan menyalahkan ku."
Mendengar bisikan Nathan yang sangat frontal, jelas saja Devan yang belagak menjadi sosok pemberani dengan menyodorkan diri secara suka rela itu mengkerut nyali.
Kelopak matanya berkedip-kedip cepat, pandangannya mencoba untuk meneliti keseriusan dari apa yang sudah di ucapkan oleh Nathan.
Devan menjadi sangat bungkam, bagaimana ia bisa melupakan kepribadian dari kekasihnya?
Sungguh, bukannya remaja itu ingin mengingkari lagi niatannya sendiri, namun kata-kata yang di lontarkan oleh Nathan, terdengar sangat mengerikan untuk di bayangkan.
Jantungnya sontak bertalun dengan sangat cepat, ludahnya di tekan kasar hingga membuat jakunnya yang teramat kecil itu naik turun.