"Mike bukanlah kakak atau pun saudara ku," ucap Devan mengawali cerita.
Seperti yang di katakan Nathan, pria jangkun itu membawa Devan untuk berbaring bersama dengan di atas ranjang. Bantal yang di tata lebih tinggi dari biasanya. Selimut tebal melindungi mereka dari hawa dingin ruangan. Nathan membawa remaja mungil itu ke dalam pelukan. Satu lengannya terulur untuk membuat posisi mereka tetap dekat. Sama-sama menghadap langit-langit kamar yang gelap, pencahayaan utama di padamkan, hanya lampu kecil di atas nakas yang menjadi penerang.
Sedikit redup, ucapan awal yang di perdengarkan oleh Devan sudah di ketahui pasti oleh Nathan. Pria jangkun itu pun mengangguk singkat. Pandangannya mengarah pada sang kekasih yang hanya berekspresi datar. "Hem… Itu poin utamanya. Lantas, bagaimana kau bisa terjebak bersamanya? Apakah dia semacam penipu dan coba mengancam mu selama ini?" tanya Nathan yang tiba-tiba sangat merasa yakin dengan anggapannya itu.