Sebuah pintu pun di buka, membawanya pada sosok berpengaruh yang dapat di andalkan. Remaja dengan pipi menggembung menggemaskannya itu pun mendekatkan diri pada pria yang saat ini menatapnya dengan intens, seolah memang sudah menunggu kehadirannya. Hanya ada mereka berdua di ruangan minimalis dengan perabot lengkap itu.
Remaja itu berdiri tepat di hadapan sang pemilik dengan sebuah meja yang menjadi batas keduanya. Devan, dia menarik napas panjang sebelum menghembuskannya lewat mulut. Netranya tanpa sadar memancar harapan tinggi. Nathan, dia adalah penyelamat yang di harapkannya dapat membantu dalam keadaannya saat ini.
"Nath…" panggil Devan mengawali. Pria yang duduk menyandar di punggung sofa pun kini menegakkan posisi. Satu lengannya menyangga di bawah dagu, senyumnya pun mengulas tipis.
"Sebenarnya, kabar macam apa yang beredar itu?" tanya Nathan langsung mulai mengintrogasi.