Pagi itu Devan terbangun lebih pagi. Bukan karena tidurnya cukup, malahan ia sama sekali tak bisa memejamkan mata barang sedetik pun. Kawan-kawan Mike terlalu berisik dengan sorak-sorai yang tak di pahami Devan tentang apa. Namun yang pasti, mereka mabuk-mabukan. Denting botol kaca yang dibenturkan satu sama lain sudah di pahami Devan jika itu bersulang.
Mike tak kembali ke kamar, Devan pun memutuskan untuk membuka buku pelajarannya berharap bisa merasa bosan dan akhirnya tertidur, namun sampai pukul lima pagi, uapan berkali-kalinya tak juga mendapat obat.
Devan pun bangkit dari duduk selonjornya lantas melipat selimut dan merapikan ranjang, buku-buku yang tadi di baca itu pun di kembalikan lagi ke tempatnya. Devan berjalan perlahan dan membuka pintu hanya sebatas jengkal, remaja itu berjaga-jaga jika masih ada kawan-kawan Mike. Devan takut.