Untuk kesekian kalinya mereka berciuman, keduanya saling memejamkan mata menikmati sentuhan dan sensi yang di rasakan, Rafan semakin memperdalam ciumannya, melumat bibir ranum istrinya yang membuat Laras juga ikut terbuai.
Jika saja suaminya itu tidak memeluk pinggangnya saat ini mungkin dia sudah jatuh kebawah karena sangking lemas kakinya saat ini, meski mungkin tak berpengalaman tapi aku mulai bisa menyesuaikan ritme yang Rafan berikan membuat ciuman kami semakin dalam dan panas.
Malam ini gak boleh kecolongan lagi!
Rafan mengalungkan tangan istrinya mengitari lehernya agar dia semakin dalam dan bebas meraup bibir istrinya itu.
Tubuh Laras itu bagaikan obat penyembuh yang tidak ada tandingannya, baik itu harum, bibir dan segalanya, apapun itu, semuanya seolah bisa mengendalikanku.
Apa jadinya kalau aku sampai kehilanganmu, Laras ?! Aku pasti bisa gila!
Kemarin saja sudah tersiksa, bagaimana nanti kalau kehilangan aku pasti akan hilang kendali.