Chereads / ONLY LIFE ONCE / Chapter 22 - BAB 22 Akhirnya

Chapter 22 - BAB 22 Akhirnya

Setelah sekian lama mencari seorang perempuan selama 6 bulan ternyata dia enggak ada di sini lagi, berarti aku harus cari tahu keberadaan di Bogor. Tapi apakah mau Firdaus mengantar ke Bogor? Hanya saja aku tidak berani untuk bicara dengannya. Pernah kejadian ada salah satu teman dari Kantor, "Firdaus boleh enggak ngantar ke salah satu tempat makan di sekitar sini?" ucap Wahyu mengatakan seperti itu dengan ekspresi curiga. Untung saja aku tahu betul ia orangnya enggak mudah percaya harus ada bukti terlebih dahulu.

Cuma beberapa hari kemudian Firdaus langsung marah entah apa alasannya? Aku ingin sekali membantunya untuk menyelesaikan masalah Firdaus sama teman di Kantor, secara tidak sengaja ia hampir saja berantem di sebuah Taman supaya enggak ketahuan sama atasannya. Kalau kayak begitu lebih baik selesaikan dengan kepala dingin, karena cuma itu yang bisa menyelesaikan secara damai tanpa ada keributan.

Mana kala ada suatu masalah harus bisa mengontrol emosinya tanpa terpancing oleh omongan orang lain, itu yang bisa kita langsung berurusan dengan pihak kepolisian. Malahan bisa saja di penjara, kalau memang bersalah. Aku sih menyarankan bicara dengan baik-baik saja cari solusinya bagaimana? Jangan mengandalkan otot itu enggak bisa selesaikan suatu masalah. Yang ada muka kalian babak belur masuk ke rumah sakit.

Proses cukup berjalan dengan lancar kedua pihak sepakat untuk berdamai, saling merangkul satu sama lain. Nah, begini kan enak di lihat. Daripada kemarin-kemarin kalian hampir saja berantem dengan bicara tidak enak yang enggak pantas di contoh bagi kalangan anak muda di luar sana. Itu sih kejadian sudah terlalu lama malah aku pun ikut terlibat. Namun, enggak bisa membela satu sama lain karena keduanya memang bersalah tidak mau mengalah. Alhamdulillah mereka masih bisa berpikir secara dewasa.

Nah, selepas kejadian seperti itu aku sempat berpikir, "Wah ini karakter Firdaus kalau mengantar kemana-mana harus ada tujuan, kalau enggak ada bisa-bisa marah sama aku." ucap Frendy dalam hatinya supaya enggak membuat ia marah kepadaku. Soalnya Firdaus ada di hadapanku. Jika nanti aku bercerita mengenai perempuan selama ini aku cari, apakah dia bersedia mengantar ke Bogor? Soalnya informasi kudapat dari teman ia sekarang sedang berada di Bogor kampung halaman neneknya.

Untuk itu aku takut untuk ngomongin bagaimana dengannya? Mana mungkin melakukan kesalahan kedua kalinya, setelah baikan lalu marahan kembali kan jadinya aneh. Seharusnya sih selepas baikan ke depannya hubungan pertemanan tetap baik tanpa ada masalah. Percuma juga harus sembunyi-sembunyi suatu saat, akan ketahuan dengan sendirinya. Yang aku pikirkan hanyalah bagaimana cara bibir aku langsung mengatakan yang sebenarnya.

Apakah perlu besok saja bicara empat mata di sebuah tempat favoritnya? Apa mungkin ia bisa menerima permintaan aku untuk cari bersama-sama seorang perempuan? Mudah-mudahan saja dia bisa mengantar dengan ikhlas tanpa harus marah kepadaku, "Aamiin."

Selama beberapa hari menunggu keputusan Firdaus apakah berniat ingin mengantar aku ke Bogor? Atau melainkan tidak mau karena terlalu jauh ke sananya. Secara tiba-tiba ada sebuah pesan melalui whatsapp dari Firdaus.

Firdaus

Assalamualaikum wr, wb aku mau mengatakan dengan jujur.

Frendy

Wa'alaikumsallam wr, wb ya mau ngomong apa?

Firdaus

Firdaus bersedia mengantar kamu ke Bogor!

Frendy

Ikhlas enggak?

Firdaus

Ikhlas lah masa sama teman sendiri sudah di anggap sahabat dari SMA enggak mau.

Frendy

Hmmmm .... .... gitu oke deh ke Bogor mau kapan Firdaus?

Firdaus

Bagaimana kalau hari Sabtu saja Fren?

Frendy

Boleh juga supaya enggak ganggu pekerjaan maupun komunitas.

Firdaus

Nah, betul sekali.

Frendy

Oke Firdaus

Firdaus

Oke.

Alhamdulillah sekali rasanya dalam benakku bahagia bisa ke Bogor bersama Firdaus, walaupun dalam beberapa hari ke belakang hatiku khawatir sekali mengenai ini takut enggak jadi. Tapi setelah ada kabar dari Firdaus aku merasa lega sekali. Tetap saja harus memantau terlebih dulu lihat ekspresi ia marah enggak, kalau pun enggak alhamdulillah dia benar-benar ikhlas ingin mengantar aku ke Bogor.

Ada sedikit kekhawatiran sebelum-sebelumnya untuk saat ini sih aku harus bisa berpikir secara positive thinking jangan negative thinking itu bisa menghancurkan hubungan pertemanan kita berdua, sudah terjalin sejak dari SMA. Jangan sampai deh amit-amit kalau hubungan kita berdua hancur gara-gara urusan mengantar doang.

Sudah bertahun-tahun loh aku sama Firdaus tidak berjumpa, pada akhirnya ketemu juga bareng sama Rita perempuan dalam hatiku ada namanya. Berhubung dia sudah punya kekasih terpaksa deh harus melupakannya, heh walaupun cowoknya berselingkuh dengan perempuan lain. Hanya saja aku enggak memberitahu kepadanya takut nantinya masalah bakal rumit urusan percintaan.

Sudah cukup bagiku urusan mereka tetap berjalan dengan semestinya, tanpa ada campur tangan pihak ketiga. Pada akhirnya tepat hari ini Sabtu kita berdua berangkat ke Bogor, tanpa harus ambil cuti di Kantor maupun Komunitas. Sambil menaiki sebuah motor Firdaus ada niat ingin nulis lirik tapi ciptaan aku sendiri, tapi selama ini sudah jarang baca buku karena saking kesibukan mengurus ini, itu, dan sebagainya. Jadi sebuah kosa kata yang bagus sudah menghilang.

Mudah-mudahan saja secepatnya aku bisa nulis lirik dengan makna yang dalam untuk teman-temanku, "Aamiin." Akhirnya sampai juga di Bogor dengan keadaan lelah, suasana di sini cukup menyenangkan sekali. Membuat aku bakal nyaman betah, seperti suatu saat, surat mengundurkan diri sudah di acc sepertinya akan kerja di sini. Sambil menemani perempuan yang aku cari.

Kita berdua istirahat di Rizen Priemier Hotel Bogor. Aku pertama kalinya tidur di Hotel bersama Firdaus, selepas berada di kamar bagus banget walaupun harus bayar sekitar 339.043 ribu rupiah. Yah enggak apa-apa kan di sini aku ingin cari seorang perempuan doang enggak lebih dari itu. Keesok harinya langsung bergegas cari seorang perempuan yang aku maksud, hanya saja tidak tahu namannya siapa?

Mudah-mudahan saja orang-orang sekitar tahu betul perempuan itu tinggal di mana? Supaya aku bisa mengobrol dengan empat mata tanpa kehadiran Firdaus, cukup lama sih carinya sampai pukul 11.00 siang. Membuat aku makin menyerah saja. Namun, ada sosok Firdaus membuatku bangkit untuk mencarinya sampai dapat.

Sebelum maghrib aku melihat sosok perempuan yang selama ini aku cari sekarang dirinya sedang menuju Masjid Raya Bogor sekaligus ada acara Kajian Bersama Ustadz Yusuf. Dalam hatiku paling dalam alhamdulillah sekali sudah menemukannya, walaupun harus menunggu sampai Kajian selesai.

Suatu ketika kita sedang keadaan menyerah

Jangan putus asa dulu namun usaha dengan sabar

Supaya apa yang kita inginkan akan segera tercapai

Proses tidak akan mengkhianati hasil yang sudah

Kita jalani selama ini.

(Frendy Nugraha)