Setelah aku pulang dan mengetahui semua cerita dari sang ratu siluman ular aku, tekadku untuk memusnahkan suku Biada sampai ke akar-akarnya semakin kuat. Sungguh betapa banyak nyawa yang melayang karena ulahnya.
Sudah terlalu banyak korban dari banyak pihak dan aku juga harus mencari tahu tiga lagi darimana suku Biada mendapatkan nyawa tersebut.
"Paman suku Biada itu sama dengan suku yang lainnya bukan," tanyaku sembari makan singkong bakar yang telah di bakar olehku sendiri.
"Apa ada hal penting?" aku menggelengkan kepala saja tanpa berniat menjawab pertanyaan balik darinya. "Percayalah jika dulu suku Biada dengan suku yang lainnya hidup berdampingan dan hidup bahagia akan tetapi mereka semua mendekstkan diri kepada iblis dan mengikuti kata iblis hingga mereka juga yang mengasingkan diri lalu membantai setiap suku dan mengambil jantung para suku lainnnya." aku tersentak kaget ketika Paman membahas perkara jantung karena aku tidak bicara perihal itu.