Chereads / Misteri Gunung Maruyung / Chapter 3 - tersesat

Chapter 3 - tersesat

Hari mulai berganti tapi keadaan malam sangat sepi berbeda seperti pada gunung lain nya di tambah hawa mistis menguar begitu saja .

"Tas anter gua dulu, keluar gua kayanya pengin pipis Deh ." Ucap Gisel sambil menggoyangkan badan nya tapi tak kunjung bangun juga, "Eungh...." Desah Tasya yang di balas dengan deheman saja. " Anterin gua dulu sebentar saja, nanti lanjut tidur lagi." Gua berdecak sebal melihat Tasya sedangkan sang empu melanjutkan tidur saja mungkin karena sudah malam juga .

Gisel POV.

Gua membuka resleting dengan pelan dan melihat ke sekitar tenda dan astaga ternyata ini sangat seram, angin tertiup dengan kencang, daun saling gesekan dan suara Auman hewan saling bersahutan. Sungguh benar-benar gunung yang patut di acungi jempol.

Aku berjalan dengan pelan dan membawa senter untuk menulusuri jalan dan tiba saat nya aku berdiam di bawah pohon besar tapi sepertinya ada orang yang sedang menuju kesini, ku lihat terlihat dari bayangan orang tersebut berjalan ke arah tenda, mungkinkah itu teman-teman atau orang lain. segera ku enyahkan fikiran negatif tentang itu. Setelah acara pipis tersebut aku balik ke tenda tapi apa yang ku lihat tenda sudah sangat berantakan dan lampu di tenda juga sudah meredup, apakah orang tadi yang sudah mengacak-acak tenda kami tapi tidak mungkin bisa secepat itu pasti sudah banyak orang. Ku buka tenda dan kosong!, dimana teman-teman ku yang lain sedangkan waktu sudah menunjukkan pukul 3 dini hari tidak mungkin mereka meninggalkan aku seorang diri di sini, pasti ada yang menculik nya .

Gisel end POV.

Gue menelusuri jalan dengan gelap padahal hujan baru berhenti sekitar 2 jam lalu, mau teriak nanti di culik lebih baik gua diam sambil berjalan siapa tau nanti menemukan para pendaki lain. Gue bersandar di bawah pohon yang besar dan rindang dan tanpa di sadari gua tertiduran disana.

Matahari mulai menyoroti wajah gua dan saat itu gua tersadar, astaga gua ketiduran niat mencari teman tapi tertidur, mata sialan engga bisa di ajak kompromi. Gua meneguk air yang sempet tadi gua bawa saat pergi hanya saja ko perasaan gua seperti ada orang yang sedang mengawasi gua saat ini. Sudah kah lebih baik mencari teman-teman yang lain juga.

Gua melangkah kaki dan tersandung di atas akar pohon dan saat itu juga gua mendengar suara jalan kaki yang mulai mendekat ke arah gua dan kepala gua langsung menundukkan ke bawah karena takut sekali dan gua melihat sepasang kaki yang mulai keriput, siapa kah dia ? gua ingin sekali mengadah ke atas tapi takut dia terpesona dengan kecantikan alami gua hehehehe.

"Angkat kepalamu wahai yang memiliki jiwa yang suci." Ucap kakek tua yang sudah bungkuk badan nya

"Eh ko hantu bisa ngomong ? ini beneran hantu atau bagaimana?" Tanya gua dengan nada pelan

"Kakek juga manusia seperti kalian, memakan nasi dan sayuran." Dengan berucap lirih kakek, seketika gua menggadahkan kepala dan astaghfirullah ini ini bener manusia atau cuman halusinasi gua aja. Seseorang manusia yang sudah renta dan memakai baju lusuh dan berjenggot panjang dan sambil berjalan dengan bantuan tongkat.

"Ini beneran manusia, ko bisa ada sini?" Tanya gua dan di balas dengan kekehan kecil dari sang kakek.

"Ehm perkenalkan nama kakek adalah kakek Aji Maruyung, dan salam kenal!" Ucap kakek Aji sedangkan Gisel melongo tak percaya dia melihat keturunan sang pemilik gunung ini .

"Jadi kakek yang culik teman -teman saya?" Tanya gua dengan nada yang lumayan tinggi

"Saya penjaga gunung disini, bukan menculik anak orang lain." Dengan berdecak sebal kakek memutar bola mata dengan malas

"Terus kalau bukan kakek siapa yang culik teman-teman saya dari tenda dan menghilang seperti angin yang tak ada jejak?" Tanya Gisel

"Jadi kamu belum tau tentang gunung ini?" Tanya sang Kakek dan di balas dengan anggukan kepala Gisel

"Mau kah kamu mendengarkan cerita kakek yang dulu pernah terjadi di gunung hingga setiap para pendaki harus menghilang dan tiada di temukan tulang kerangka nya bahkan jejak nya ?" Tanya sang kakek sambil menerawang ke arah langit yang mulai sedikit demi sedikit mulai terlihat sang Surya

"Emmang ada kisah nya gitu nya kek?, Gisel si tau cuman sebatas hoaks mungkin belum juga bertemu dengan orang nya langsung." Gisel sambil terus menatap sang kakek

"Mau mendengarkan kisah tentang gunung maruyung dan kisah di dalam gunung ini?" Tanpa melirik ke arah lawan bicara Kakek menceritakan

"Boleh lah selagi mencari wawasan tentang gunung ini sebab katanya gunung ini mengandung banyak roh dan menjadi penghuni di gunung ini entah benar atau tidak nya yang pasti hanya tuhan saja yang dapat melihat apa yang terjadi sekarang." Dengan berkata lirih

"Sebelum kakek cerita sama kamu, kakek harap kamu jangan memotong cerita kakek dan tolong di mengerti setiap penjelasan dari kakek?" sang kakek mengutamakan cerita daripada komentar Gisel.

"Siap kek dan kakek juga jangan setengah-setengah cerita nya deal!" Dengan menjabat tangan

"Jadi .. 'flashback.

Negeri Galuh Pakuan sedang dilanda cobaan berat, perampokan terjadi dimana-mana, pemberontakan terjadi dimana-mana

panglima kerajaan Mataram (waktu raja sultan agung) yang bernama Adipati jaga buana sedang menghadapi masa sulit, di tengah kekacauan kerajaan sang istri tercinta mengidamkan daging kijang berwarna putih. Demi sang istri tercinta sang Adipati pun pergi meninggalkan kerajaan dengan 7 pengawal dengan kuda Dawuk ruyung kesayangan nya. Sudah sebulan tapi tak kunjung mendapatkan nya sedangkan kandungan sang istri sudah mencapai 9 bulan akhirnya nya mereka berjalan terus ke arah selatan dan memasuki hutan tersebut, alangkah terkejutnya ketika dia memasuki hutan tersebut karena banyak sekali sumber kehidupan dan salah satu pengawal memakan buah merah tersebut dan langsung mengeluarkan busa dari mulut nya dan meninggal di tempat dan untuk pemakaman tersebut di di kuburkan di area tersebut karena dia memasuki hutan yang tidak di ketahui nama hutan tersebut di namakan lah oleh sang Adipati bernama hutan Panimbang dari hutan tersebut tak langsung pulang karena mereka tersesat dan sampai di ujung ujung hutan ternyata ada sungai yang memisahkan hutan sebelumnya dengan hutan yang lebat mereka menyebrangi sungai tersebut namun ketika hendak berhenti ada cadas yang sangat besar dan menghalangi untuk berhenti terpaksa harus di hancurkan dulu supaya bisa melewati nya dan akhirnya sampai di hutan dan dinama hutan cadas malang dan berhenti di daerah utara dan langsung pergi meninggalkan hutan cadas malang dan ketika sedang beristirahat mereka sempat terkejut karena melihat kijang berwarna putih yang mereka kejar kijang tersebut dan tiba di kaki gunung dengan hawa dingin dan mereka tertangkap oleh para pemberontak dan perampok yang sedang berjaga-jaga dan tanpa disangka pula mereka adalah perampok yang merampok penduduk nya.