Chereads / Our Secret / Chapter 13 - Latihan

Chapter 13 - Latihan

Usai kelas, Deon mengikuti Vini ke ruang makan untuk makan siang. Arsha pun mengikuti keduanya. Deon akan mengambilkan makan siang Vini namun lengannya ditahan oleh Vini, "Mau ke mana?"

"Ambil makan siangmu kan?"

"Siapa yang suruh?"

Deon menatap sejenak Arsha lalu kembali menatap Vini membuat Arsha menepuk sekilas keningnya.

"Peranmu itu kakak aku, bukan asisten aku!" Vini berbicara dengan suara pelan namun memasang tatapan datar.

"Tapi kan--"

"Aku suruh kamu bangun chemistry dengan Vini Yon, bukannya malah buka jasa ambil makan siang."

"Bukannya Vino sering mengambilkan makan siangmu?"

"Hanya saat tertentu saja. Sudahlah, berdebat terus membuat semakin lapar. Ayo, aku mau pilih makan siangku sendiri."

Tidak lama setelah Vini, Arsha dan Deon kembali ke meja makan dengan sepaket makan siang mereka, Jessy dan Jo yang keluar kelas lebih dulu karena mau mampir sejenak ke asrama akhirnya muncul di ruang makan.

"Lho sama Deon?" Jessy menatap Deon yang duduk di samping Vini seraya mendudukan dirinya sendiri di samping Jo. "Biasanya tuan putri kita ditemani pangeran atau ksatrianya?"

"Aku sedang melarang mereka mendatangi Vini dulu." Sahut Arsha.

"Lho, kenapa?" Jessy menatap bingung Vini, "Kalian sedang bertengkar."

"Eng--"

"Hari ini sedang giliran Deon yang bersama Vini." Arsha memotong ucapan Vini. Vini mendelik menatap Arsha karena ucapan gadis itu.

"Heh!" Vini hampir saja melempari Arsha dengan sendok ditangannya, "Kalau bicara jangan ambigu ya!"

Arsha tertawa pelan, "Maaf maaf, bukan maksud negatif kok. Hanya bagian dari tugas."

"Kalian tidak perlu mendengarkan ucapannya," Deon bersuara, "Lebih baik kalian segera makan siang sebelum jam istirahat kita habis."

Jessy yang masih mencerna maksud ucapan Arsha tadi, akhirnya mengajak Jo untuk mengambil makan siang mereka. Perut lapar membuat otak Jessy sedikit lambat berpikir siang ini.

***

Arsha sudah mengurus pemakaian ruang latihan setelah memastikan tim Charlie sedang tidak menggunakannya malam ini.

Setelah makan malam, Arsha membawa tim Delta ke sana.

"Kudengar nantinya kita akan disiapkan ruangan pribadi untuk tim kita." Ucap Deon bersama timnya memasuki ruang latihan.

"Iya, tapi nanti jika sudah siap. Tim Charlie juga akan dapat karena dua tim senior yang lain sudah memiliki ruangan khusus tim mereka masing-masing." Jawab Arsha.

"Oke, jadi kamu sudah membuat dialog tugas kita?" Liam mengganti topik pembicaraan.

Arsha mengangkat beberapa lembar kertas yang ia gulung ditangannya, "Sudah, sore tadi aku pinjam mesin print di perpustakaan. Karena bukan drama yang panjang jadi tidak terlalu banyak dialognya." Arsha pun membagikan lembaran tersebut ke setiap orang. "Semua punya dialog masing-masing seperti yang diminta, jadi tidak akan ada yang kekurangan bagian."

Vini menatap takjub lembaran ditangannya serta Arsha, "Kamu menyelesaikan ini hanya dalam beberapa jam saja?"

Arsha tersenyum bangga, "Iya dong, aku berterima kasih pada kalian bertiga yang membuatku langsung mendapat banyak ide cemerlang saat menulis dialog." Arsha menatap Vini, Liam dan Bara bergantian. "Di sana sudah aku tuliskan nama-nama samarannya."

Semua membaca dialog yang dibuat Arsha. Sejenak suasana menjadi hening karena fokus pada setiap kertas ditangan.

"Bagaimana?" Arsha kembali bersuara, "Sudah bisa memahami bagian masing-masing?"

Deon mengangguk sekilas, "Dialogku tidak terlalu sulit."

"Aku sudah cukup paham." Bara ikut bicara.

"Oke." Liam dan Vino menjawab bersamaan.

Arsha menatap Vini yang belum beralih fokusnya dari lembaran dialog. "Vini?"

"Davini." Liam ikut memanggil karena Vini tidak juga menjawab.

Namun yang membuat Vini tersadar adalah tepukan lembut di puncak kepalanya.

"Hah?!" Vini menatap Bara yang sudah berdiri di sampingnya.

"Arsha menanyakanmu."

Tatapan Vini beralih pada Arsha, "Maaf maaf, aku terlalu fokus memahami bagianku."

"Jadi kamu sudah bisa?"

"Yah..." Vini mengangkat sekilas bahunya, "Mungkin saja."

"Lebih baik kita coba dulu beberapa dialog awal." Usul Deon yang diangguki semuanya. Latihan awal pun dimulai.

Sepanjang latihan, Arsha cukup terkesan karena kemampuan berakting Vini.

"Kamu sepertinya cocok jadi aktris Vin." Puji Arsha disela istirahat.

"Bukankah menjadi agen rahasia juga bisa menjadi aktor dan aktris?" Tanya Vino.

Arsha mengangguk setuju, "Pantas saja Vini ditunjuk sebagai kapten tim kita."

Vini hanya diam duduk di lantai bersama Liam, tidak berniat menjawab.

"Kita baru latihan setengah jam," Liam menatap sekilas jam tangannya, "Mau lanjut latihan lagi?"

Vini yang duduk di samping Liam ikut menatap sekilas jam tangan laki-laki itu, "Jam tidur kita masih dua jam lagi."

"Waktu latihan kita juga tidak banyak," Deon ikut menimpali, "Tidak setiap hari kita bisa gunakan ruangan ini, ada Tim Charlie yang juga memiliki tugas yang sama. Jadi kita harus manfaatkan waktu yang ada untuk latihan."

Vini berdiri dari tempatnya, "Istirahatnya sudah cukup kan? Kalau begitu kita bisa kembali latihan?"

"Aku setuju." Liam ikut berdiri di samping Vini.

"Ayo, kita harus dapat cukup banyak malam ini sebelum kembali ke kamar." Vino juga bersuara.

"Oke, Deon jangan lupa lagi dialogmu, kamu bilang tidak sulit kan?" Arsha menatap datar Deon yang berdiri tak jauh darinya.

"Iya maaf, aku sedikit kurang fokus tadi, terlalu terpukau dengan kemampuan akting Vini."

"Alasan." Cibir Vini.

Deon menatap sinis Vini, "Padahal tadi aku sedang memuji."

"Iya makasih, ayo latihan yang lebih bagus." Vini beranjak untuk bersiap pada posisinya, begitupula yang lain agar latihan dapat kembali dimulai.

Setengah jam sebelum waktu tidur, latihan mereka ditutup. Sudah cukup banyak yang mereka persiapkan malam ini sehingga dapat kembali ke kamar dengan tenang.

Begitu tiba di kamar, Vini langsung membersihkan diri dan berganti pakaian, barulah berbaring di kasurnya. Menatap ketiga temannya yang masih memiliki kesibukan masing-masing membuat Vini belum dapat memejamkan mata.

"Kalian tidak berniat untuk tidur sekarang?"

Ketiga gadis itu menatap Vini bersamaan.

"Kamu bisa tidur lebih dulu Vini jika sudah mengantuk." Ucap Jessy.

"Bagaimana aku bisa tidur jika kalian masih beraktifitas? Lagipula ini sudah cukup malam, apa kalian tidak takut akan kesiangan besok?"

"Vini benar," Jo membuka suara, "Sebaiknya sekarang kita tidur, masih ada kelas untuk besok, jangan sampai terlambat."

"Aku baru sadar jika sudah jam segini," Jessy menatap sejenak jam kecil di nakasnya.

"Sudah hampir larut malam," Arsha melakukan hal yang sama. "Ayo lekas istirahat, masih ada beberapa kelas besok, jangan sampai kesiangan."

"Iya, aku juga mulai mengantuk sekarang." Jessy menimpali.

Semua segera membereskan keperluan sejenak. Vini tetap berbaring di kasurnya, menatap ketiga temannya hingga mereka sudah berada di tempat tidur masing-masing.

Lampu utama kamar sudah dipadamkan, tinggalah cahaya temaram dari setiap lampu tidur di masing-masing nakas.

Selimut ditarik menutup tubuh, setelah saling mengucapkan selamat malam, mereka terlelap ke alam mimpi.

***